Share

24. Pujian

“Aku ragu kamu akan mengingatnya, bahkan kalau kalian kebetulan bertemu di jalan. Mungkin karena kamu tidak melihatnya cukup menonjol untuk bisa menarik perhatianmu. Dan yang ada di dalam perhatianmu pasti hanya Delvino,” ucap Devanda. “Meski mereka berbeda karena Daffa lebih terampil, cerdas, dan tanggap daripada Delvino, tapi dia juga adikku.”

Andriyan sama sekali tidak mendengarkan kalimat Devanda yang menekankan bahwa pria itu adalah adiknya, tapi lebih kepada pujian yang sudah Devanda katakan.

“Baiklah, aku paham, dia sangat luar biasa.”

“Benar. Aku bilang begini pun karena kamu membahasnya.”

Kecemburuan sepertinya sudah menyelimuti kepala Andriyan. Dia hanya mampu menggenggam erat sendok dan garpu ini, berniat melemparkannya sejak tadi.

“Setelah makan malam, bolehkah aku bicara dengan Daffa?” tanya Devanda yang meminta izin kepada Andriyan.

“Kenapa kamu minta ijin padaku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status