Obsesi Cinta Pemain Wanita

Obsesi Cinta Pemain Wanita

Oleh:  hi.shenaaa  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
70 Peringkat
27Bab
127Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Kamu mau mati?" Terdengar suara Jonathan yang mengancam di telepon. Devanda menarik napas dalam-dalam, hatinya berdebar kencang di dalam dadanya. Dia tahu bahwa menolak Jonathan berarti menghadapi bahaya nyata, tetapi dia juga tahu bahwa hidupnya tidak lagi boleh ditentukan oleh ketakutan. Dalam upayanya untuk mengubah takdir, Devanda memilih untuk menikahi Andriyan, sepupu Jonathan yang dianggapnya lebih aman. Namun, cinta tidak bisa diprediksi. Andriyan, yang awalnya hanya menjadi pion dalam permainannya, berubah menjadi obsesi yang membara. Setiap langkah yang diambil Devanda diawasi dengan cemburu yang membuncah. Sementara itu, Jonathan tidak akan berhenti sebelum meraih kembali yang menurutnya miliknya. Dihantui oleh ancaman yang mengerikan dari masa lalunya dan terbelenggu oleh kenyataan pahit saat ini, Devanda harus memilih antara melindungi dirinya sendiri atau membuka hatinya untuk cinta sejati. Di dunia di mana cinta bisa menjadi senjata terkuat atau bahkan kutukan terbesar, jalan mana yang harus Devanda pilih?

Lihat lebih banyak
Obsesi Cinta Pemain Wanita Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
Erabella
suka banget
2024-06-29 19:37:29
0
default avatar
Sarah
Cerita yang bagus dan menarik
2024-06-29 19:35:22
0
user avatar
Fira insani
Semangat kakakkkkkkk
2024-06-29 19:31:40
0
user avatar
Prihatin
Suka banget, semangat kak
2024-06-28 19:28:53
0
user avatar
Lailawati
Ditunggu bab barunya kakak…..
2024-06-28 19:21:55
0
user avatar
Onnie chan
Semangat kak shen, ditunggu updatenya!!
2024-06-28 19:16:31
1
user avatar
La Bianconera
Semangat Kakaaaak! ...️...️
2024-06-28 17:17:34
1
default avatar
Jihan
Mantaaaaaaapppppppppppp
2024-06-27 10:52:57
0
default avatar
Yusuf
Mantaaapppp
2024-06-27 10:49:26
0
default avatar
Yusuf
Sampe bab berapa ya?
2024-06-27 10:49:05
0
default avatar
Unni Amah
Sangat menarik
2024-06-27 10:43:51
0
user avatar
Ohana
Semangat kak shena
2024-06-25 23:30:42
0
default avatar
Kasih
Gemes banget sama devanda, kok bisa sedingin itu
2024-06-25 17:20:07
0
default avatar
Jamilah
Dah bener sama Andriyan, jangan galau mulu devanda
2024-06-24 17:30:52
0
default avatar
Cyntya
Cerita yang bagus untuk dibaca
2024-06-24 17:27:57
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
27 Bab
1. Terjebak Gairah
Langkahnya semakin cepat dari biasanya. Dia tidak ingin menimbulkan masalah karena alkohol yang membuat kesadarannya menurun. Dia khawatir namanya dan nama keluarganya akan tercemar. Sehingga, dia memutuskan untuk menghindar dari keramaian dan mencari tempat sepi untuk menghirup udara segar."Tunggu! Tolong, tunggu sebentar, Pak! Tunggu!"Dia mendengar suara itu, tapi sengaja mengabaikannya dan terus berjalan."Andriyan Prakarsastra!"Dia terpaksa berhenti. Perempuan itu pasti sangat nekat sampai berani memanggil namanya."Maaf, bukannya saya bermaksud lancang, Pak Andriyan, tapi bisakah Anda membantu kami? Kami sudah mencari-cari orang yang lewat di lorong ini, tapi hanya menemukan Pak Andriyan," ucapnya.Dia menoleh dan melihat perempuan itu dengan wajah panik. Dia tidak menjawab apa-apa, hanya menatapnya dingin."Emm, nyonya saya mengeluh pusing dan tubuhnya lemas. Saya tidak tahu harus berbuat apa karena saya tidak kuat membopongnya sendirian. Saya sangat khawatir dengan keadaan b
Baca selengkapnya
2. Kejutan
“Panggil dia 'ayah' karena dia calon mertuamu,” ujar Andriyan, mengoreksi ucapan Devanda di lorong tadi. Devanda tampak tak peduli. “Kita belum menikah secara resmi. Dia juga belum resmi menjadi ayah mertuaku,” sahutnya dengan nada acuh tak acuh dan kaku. Andriyan pun menahan kekesalannya. Dia teringat dengan perkataan Agnes. Apakah benar Andriyan tidak akan tahan hidup selamanya bersama Devanda yang kaku dan membosankan itu jika menjadi istrinya? Bukankah kehidupan pernikahan mereka akan menjadi sangat membosankan?“Lihatlah penampilan tunangan Anda yang kaku dan membosankan itu.”“Dia juga anti sosial. Angkuh dan tidak bisa bergaul dengan orang lain.”“Lebih baik Anda cari perempuan lain sebelum terlambat dan menyesal, Pak.”Kalau bicara fakta, semua orang yang melihat Andriyan bersanding dengan Devanda pasti akan berkata bahwa Andriyan lebih pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik. Bahkan tanpa usaha, Andriyan pun bisa dengan mudah menaklukkan perempuan mana saja yang dia ma
Baca selengkapnya
3. Hanya Alasan
“Apa?” Sakti merasa tidak percaya dengan permintaan anaknya. Pasti bukan itu yang Devanda maksud, kan?“Vanda ingin menikah dengannya,” ucap Devanda sambil menunjuk ke arah Andriyan.“Dia siapa?” Sakti menoleh ke arah Aji. “Om Aji?”Devanda melotot dan segera menggeleng. “Iyan. Andriyan Prakarsastra.”Andriyan yang sibuk mengedarkan pandang akhirnya kembali menatap Sakti, Aji, dan Devanda dengan tatapan bingung karena mereka memperhatikan dirinya bersamaan. “Saya?”Devanda mengangguk mantap. “Keputusan Vanda sudah bulat, Pa. Vanda harus menikah dengan Iyan.”Sakti masih bingung karena anak perempuannya yang masih bau kencur ini bahkan baru memperoleh KTP tahun ini. Kenapa jadi tiba-tiba sekali ingin menikah dengan laki-laki yang belum mapan maupun jelas masa depannya? Namun, sejak kecil sampai sekarang, Devanda bukan anak yang rewel. Bahkan belum pernah meminta apa pun padanya. Sehingga Sakti sangat terharu karena akhirnya anaknya mengajukan permintaan.“Boleh Papa tahu kenapa Vanda i
Baca selengkapnya
4. Tidak Masuk Akal
“Aku bisa menjelaskan semuanya--”“Saya tidak butuh penjelasan karena saya melihatnya langsung. Jadi, hal tersebut sama sekali tidak menjadi masalah. Kakak tenang saja,” ucap Devanda langsung.Entah mengapa ini membuat Andriyan semakin kesal pada Devanda.“Itu saja?”“Iya--”“KENAPA?!” Emosi Andriyan berhasil tersulut. “Kenapa tidak menjadi masalah? Kenapa aku harus tenang? Marahlah! Marahlah seperti yang seharusnya, kamu layak akan hal itu. Marahlah sepuasmu!”Ekspresi Devanda tidak berubah sedikit pun. Semuanya masih sangat datar dan stabil. Tidak ada yang berubah walau nada bicara Andriyan meninggi padanya. “Kakak, saya sama sekali tidak marah.”Tiba-tiba raut Andriyan berubah. Dia menepuk tangannya satu kali lalu berseru, “Ah, ya! Ini dia! Kamu marah!”“Seperti yang sudah saya katakan, saya tidak marah, Kak.”Andriyan menggeleng dengan mantap. “Nggak! Kamu marah, buktinya kamu nggak mau menemuiku selama 15 hari ini!”“Itu karena saya sakit dan saya tidak ingin Kakak tertular penya
Baca selengkapnya
5. Wajah Tampan
Andriyan yang babak belur di tangan ajudan Jonathan itu menatap Jonathan dengan darah berlumuran di wajah dan tubuhnya. “Apa kamu begitu menyukainya, Kak?”Jonathan mengangkat kedua alisnya sembari menyilangkan kakinya. Pria itu memang sedang duduk santai di pinggir karena tidak ingin repot-repot terkena terik matahari. “Aku? Menyukai si kaku itu?”“Bukankah itu yang membuat Kakak sangat menginginkan Vanda? Hingga merasa sangat kesal karena saya telah merebutnya.”“Pffft!” Jonathan tak kuasa menahan tawa mendengar perkataan konyol adik sepupunya itu. “Hahahah! Menginginkan dan menyukai itu berbeda, Adikku Iyan. Aku memang ingin menikah dengan Devanda, tapi aku tidak mencintainya. Di antara para wanita yang bisa kita nikahi, tidak ada yang memiliki latar belakang dan garis keturunan sesempurna anak itu.”***Andriyan mengepalkan tangannya di tempat. Otomatis tubuhnya ikut berdiri dan menghadap Devanda. “Vanda, dari awal kamu itu aneh.”“Aku?”Entah mengapa, Andriyan merasa lebih nyaman
Baca selengkapnya
6. Masa Lalu
Awalnya, semuanya tidak begini. Seorang Devanda Kusumawirya bukanlah perempuan kaku, dingin, tidak berekspresi, dan tidak menarik. Dia berubah menjadi sekarang karena melewati banyak hal. Berbagai hal … yang jika dipikirkan oleh nalar manusia, tidak akan pernah bisa dipahami dengan baik.Kehidupan pertama ….“Perempuan macam apa kamu?!”Brak!Tubuh Devanda jatuh terduduk di lantai oleh dorongan mertuanya. Mendengar bentakan dan kalimat jahat dari mertuanya merupakan makanan sehari-hari Devanda. Sepertinya mereka tidak akan pernah puas sampai Devanda benar-benar berakhir.Apa gunanya menjadi satu-satunya perempuan beruntung di negeri ini karena bersanding di sebelah seorang Jonathan Prakarsastra? Kecantikan dan bakat unggul Devanda yang sudah terkenal di mana-mana memang membuatnya begitu populer. Cara duduk, cara bicara, dan cara berpenampilannya hampir selalu menjadi patokan standar kecantikan. Menjadi influencer di usia muda membuat setiap pergerakan dan langkah yang ia ambil menjad
Baca selengkapnya
7. Menganggu Pikiran
Setelah menikah, aku tidak punya pilihan selain Devanda.Jadi, apakah ini kutukan darinya? Atau mungkin hanya tidak berfungsi sementara?Ya, pasti begitu. Karena tidak mungkin aku … impoten di usia sekarang!Tidak, tenang saja. Itu tidak mungkin.Tapi … sejak hari di mana aku melihat tubuh Devanda yang hanya dililit handuk, setiap kali aku memikirkan perempuan itu, aku jadi … terangsang!Tidak, tidak, tidak bisa begini. Ini pasti hanya tidak berfungsi sementara. Aku yakin itu.Rasel, asisten pribadi Andriyan, terus menatap heran atasannya. Apalagi yang sedang terjadi kepada atasan anehnya ini? Beberapa hari sejak pulang dari rumah tunangannya, dia jadi sering bicara sendiri dan melamun begitu. Seolah ada sesuatu yang tidak beres di dalamnya.“Apa Anda ingin dibawakan minuman atau sesuatu yang menyegarkan, Pak?” tanya Rasel.Andriyan tidak menjawab apa pun dan hanya mengibaskan tangannya agar Rasel tidak mengganggu konsentrasi yang dibangunnya dari tadi.Tak lama kemudian, Devanda data
Baca selengkapnya
8. Pernikahan Macam Apa ini?
“Aku merasa … kita belum menyelesaikan percakapan kita mengenai pernikahan,” ucap Devanda.“Apa yang belum selesai?” Andriyan masih ingin tau arah pembicaraan Devanda agar dia tidak salah paham.Tumben Andriyan berhati-hati dalam bicara? Dia seperti memastikan lebih dulu tentang apa yang ingin Devanda bahas. Tidak seperti biasanya. Devanda jadi bingung untuk memulainya. Apalagi tatapan pria itu terlalu intens padanya. “Aku menghargai upaya Kakak untuk menyembunyikan kebenaran. Mungkin Kakak tidak ingin aku sakit hati. Khususnya tentang hal-hal yang Kakak sukai di belakangku.  Aku tau Kakak melakukannya demi menjagaku.”Apakah yang saat ini sedang dibicarakan Devanda itu mengenai perselingkuhanku dengan wanita-wanita itu? batin Andriyan.Andriyan menghela napas panjang. “Aku paham yang kamu maksud. Sebagai orang yang memang bersalah di sini, aku memang lebih baik tutup mulut. Tapi sepertinya aku bisa menyebutmu
Baca selengkapnya
9. Menghitung Hari
Devanda menghela napas berat sembari memeluk kedua lututnya sendiri. Dua kali kehidupannya sebelumnya berakhir di usia 25 tahun. Yaitu, 2 bulan lagi dari sekarang.Kata orang-orang, hanya mereka yang telah meninggal yang tahu berapa lama masa hidupnya. Dan begitulah Devanda yang juga mengetahui batas-batas hidupnya yang sekilas dan tidak penting.Dia tau karena dia pernah mati sebelumnya, tetapi pengetahuan yang dia peroleh tidak hanya datang dari kematian. Bagaimana pun, kehidupan pertama dan keduanya yang kembali terulang seolah tidak pernah terjadi itu, bergerak secara berbeda di kehidupan ketiga. Semuanya benar-benar berubah setelah Devanda memutuskan untuk menikahi Andriyan. Seolah bayangan gelap yang akan membelenggunya kapan saja mulai terkikis sedikit demi sedikit.Tapi kenapa? Apa bedanya? Memangnya apa bedanya Andriyan dan Jonathan? Keduanya hanya lelaki hidung belang. Mungkin Andriyan hanya lebih lembut saja dan bisa diatur, tapi karakternya sama saja denga
Baca selengkapnya
10. Rasa Penasaran
“Saya sudah mencari taunya, Tuan!” bisik Rasel.Andriyan menatap asistennya itu dengan tatapan ngeri, merinding sekali jika berada di jarak sedekat ini. Kalau memang mau bicara, lebih baik menyisakan jarak satu meter di antara mereka. “Bisakah kamu menjauhkan wajahmu? Mulutmu bau!” seru Andriyan sembari mendorong wajah Rasel.Rasel langsung terjungkal ke belakang. Dia bingung karena sudah dia pastikan kalau tadi dia sudah mandi dengan bersih. Hal ini jadi membuat kepercayaan diri Rasel terjun jatuh ke dasar. Otomatis Rasel menciumi mulutnya sendiri. “Itu sangat menyakiti harga diri saya, Tuan.”Andriyan terkekeh mendengarnya. “Kan aku sudah bilang kalau jaga jarak bicaramu denganku! Aku tidak ingin kembali terungkit skandal orientasi seksualku seperti dulu. Apa kamu lupa kalau wajah kita pernah masuk media?”Bukannya kesal, Rasel malah terkekeh. Lebih baik tuannya itu terkenal lewat skandal seperti itu daripada skan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status