Share

6. Masa Lalu

Awalnya, semuanya tidak begini. Seorang Devanda Kusumawirya bukanlah perempuan kaku, dingin, tidak berekspresi, dan tidak menarik. Dia berubah menjadi sekarang karena melewati banyak hal. Berbagai hal … yang jika dipikirkan oleh nalar manusia, tidak akan pernah bisa dipahami dengan baik.

Kehidupan pertama ….

“Perempuan macam apa kamu?!”

Brak!

Tubuh Devanda jatuh terduduk di lantai oleh dorongan mertuanya. Mendengar bentakan dan kalimat jahat dari mertuanya merupakan makanan sehari-hari Devanda. Sepertinya mereka tidak akan pernah puas sampai Devanda benar-benar berakhir.

Apa gunanya menjadi satu-satunya perempuan beruntung di negeri ini karena bersanding di sebelah seorang Jonathan Prakarsastra? Kecantikan dan bakat unggul Devanda yang sudah terkenal di mana-mana memang membuatnya begitu populer. Cara duduk, cara bicara, dan cara berpenampilannya hampir selalu menjadi patokan standar kecantikan. Menjadi influencer di usia muda membuat setiap pergerakan dan langkah yang ia ambil menjadi sorotan. Tak lupa, sang suami yang merupakan pejabat penting. Mungkin 2 tahun lagi, pria itu akan bergabung dalam pencalonan presiden. 

Kehidupan Devanda tampak sempurna dengan Jonathan di sebelahnya. Tapi siapa sangka jika dia sebenarnya sering mendapatkan penganiayaan seperti ini dari mertuanya karena tidak kunjung memiliki anak? Devanda sudah keguguran lima kali. Penghinaan dari keluarga besar terus berdatangan untuk meminta Jonathan dinikahkan dengan perempuan lain. Sayangnya, pedoman Keluarga Prakarsastra begitu kuat akan prinsip janji suci pernikahan yang menjadikan istri sebagai satu-satunya perempuan di kehidupan pria Prakarsastra.

Maka hal tersebut membuat Jonathan harus selamanya menjadi suami Devanda. Jonathan yang manis dan selalu memperlakukan Devanda dengan hangat. Tapi siapa sangka kalau penyebab Devanda terus mengalami keguguran adalah penyakit kelamin yang dibawa Jonathan?

Benar, tidak bercerai atau menikah lagi bukan berarti benar-benar tidak ada perempuan. Jonathan, memiliki kelainan hipersex yang mengharuskannya untuk memiliki obsesi tinggi tentang berhubungan badan dengan berbagai perempuan.

Maka dari itu, kehidupan pertama Devanda begitu menyiksa. Hingga akhirnya dia mati, akibat penyakit kelamin yang dibawa oleh Jonathan. Setelah menutup mata, Devanda merasa dirinya beruntung ketika membuka mata dan kembali memandang dirinya yang berusia 17 tahun di cermin. Mungkin ini adalah kesempatan kedua untuknya memperbaiki hidup.

Kehidupan kedua ….

“Aku tidak mau dan tidak akan pernah menikah seumur hidupku!” bentak Devanda ketika dirinya mendengar rencana perjodohan itu secara diam-diam di luar ruang kerja Sakti.

Sebuah kesalahan yang fatal ketika menyuarakan keinginannya secara terang-terangan. Sebab pernikahan merupakan jalan hidup yang harus Devanda lalui. Karena tidak ada satu pun pria yang menjadi pengganti dari Jonathan, alhasil dia terus berusaha didekatkan dengan pria itu. Orang tuanya, bahkan adiknya, sangat setuju apabila Devanda bersama Jonathan. Hal itu membuat hubungannya dengan keluarga jadi merenggang. Dia mulai dianggap sebagai anak pembangkang yang menghancurkan nama keluarga.

Nama Jonathan sangat bagus di mata keluarga Devanda. Jika semua hal sudah dia lakukan, tapi dia masih berusaha untuk dijodohkan, akhirnya Devanda tidak memiliki pilihan selain kabur. Dia pun memilih pergi dari rumah dan berniat mencari tempat tenang sampai ajal menjemputnya.

Tapi sialnya, semesta kembali mempertemukan Devanda dengan Jonathan. Jonathan yang semakin tidak tahan dan terobsesi pada kecantikan Devanda, tidak menunggu lama untuk memperkosanya. Kembali disentuh Jonathan merupakan hal paling menyiksa dan menjijikkan bagi hidup Devanda. Maka dari itu, dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di depan mata Jonathan. 

Di akhir hidupnya, sebelum menjatuhkan diri, Devanda membuat permohonan yang kuat agar dirinya tidak mengalami penderitaan jangka panjang lagi. Devanda … sudah lelah.

Sampai setelah dirinya menutup mata, dia kembali menyadari dirinya menjadi Devanda berusia 17 tahun. Lagi dan lagi.

Devanda yang sudah lelah itu, kini memiliki rencana yang lebih matang dan terarah. Keputusannya untuk menikah dengan Andriyan sepertinya sangat tepat. Sebab hal itu jadi membuat Jonathan tidak mengganggu hidupnya lagi. Meski sebenarnya Devanda jadi merasa bersalah dengan Andriyan yang tidak tau apa-apa dan harus terikat bersamanya. Sejak dua kali kehidupannya sebelumnya, Devanda sudah mengenal Andriyan sebagai sosok yang bebas. Bahkan tidak pernah ia dengar Andriyan memiliki pasangan terikat. Jadi, mungkin ini adalah kehidupan yang kurang beruntung bagi Andriyan yang harus terikat olehnya.

Devanda memperhatikan baik-baik Andriyan yang menunduk. Menjalani kehidupan yang menyiksa dua kali jadi membuatnya tidak terlalu berperasaan atas suatu hal. Maka terkadang dia tidak mengerti dengan apa yang dipermasalahkan Andriyan. Padahal Devanda hanya berharap mereka dapat menjadi sekutu tanpa perlu membuat Andriyan merasa tidak nyaman dengan hubungan mereka. Itulah sebabnya Devanda mempersilakan Andriyan untuk berbuat apa pun yang pria itu mau sepuas-puasnya.

Devanda mengerti apa yang diinginkan pria.

“Apa Kakak akan terus berada di sini? Aku harus ganti baju. Untuk saat ini, aku belum bisa menunjukkannya,” ucap Devanda dengan tenang.

“A—apa?! Me-menunjukkan apa?!” Andriyan sudah panik di tempatnya.

“Tubuhku.”

“Apa maksudmu?!”

“Kita belum menikah, jadi aku tidak bisa menunjukkannya.”

Otomatis Andriyan menutup wajahnya. “Jadi kalau sudah menikah … bisa?”

“Tentu saja. Kamu juga bisa menyentuhnya,” jawab Devanda langsung, tanpa beban.

Andriyan jadi merasa aneh karena Devanda bukanlah seseorang yang akan bercanda akan hal-hal seperti ini. Rasanya jadi aneh dan memalukan. Andriyan harus segera pergi sebelum dia ketahuan sudah memikirkan hal yang tidak-tidak. “A—aku akan pergi!”

Devanda memperhatikan langkah Andriyan yang begitu cepat keluar kamar. Aneh sekali, padahal pria itu pasti sudah pernah melihat banyak tubuh wanita. Kenapa dia malu-malu begitu?

***

“Mmmh!”

“Bergeraklah perlahan. Aku tidak pergi ke mana-mana,” ucapnya.

“Pak Andriyan, saya sudah mengagumi Anda dari lama. Astaga, bagaimana bisa Tuhan membuat Anda begitu sempurna?”

Napas keduanya saling terengah. Perempuan dengan bibir semerah mawar itu berusaha membuka kancing baju Andriyan satu per satu. “Anda memiliki wajah tampan dan tubuh yang kuat … dan sempurna. Saya sangat iri dengan tunangan Anda.”

Tangan wanita itu bergerak naik untuk membelai pipi Andriyan. Rasanya seperti menyentuh karya seni yang luar biasa. “Anda … satu-satunya yang bisa membuat saya bergairah seperti ini, Pak ….”

Kalimat itu membuat kesadaran Andriyan tiba-tiba kembali. Wajah Devanda yang tersenyum dan menyambut kedatangannya melintas seperti video pendek. Ini aneh, padahal dia tidak mungkin melihat Devanda bertingkah seperti itu. Kemudian, Andriyan mendorong pelan tubuh wanita itu darinya. 

“Nyonya, maaf. Tolong menjauh dari saya.”

Tentu perempuan itu langsung kebingungan. “A-apa? Tapi kenapa? Adakah kesalahan yang telah saya lakukan?”

“Maaf.”

Ia masih tidak terima, berusaha menahan langkah Andriyan yang menjauh.

“Ti—tidak! Saya tidak bisa percaya ini. Kenapa Anda tiba-tiba begini? Anda seharusnya menjadi milik saya malam ini!”

 “Maafkan saya, Nyonya.” Andriyan memasang kembali kancing kemejanya sembari berjalan pergi dari tempat wanita itu berada.

“Pak Andriyan! Pak Andriyan!!” Wanita itu terus berseru.

Sampai di dalam mobilnya yang terparkir di basement, Andriyan menghela napas berat seraya mengusap wajahnya. “Kenapa aku tidak bisa ereksi sama sekali saat bersamanya? Yang ada di pikiranku malah … Devanda.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status