Share

Bab 18B

"Aaahhh, bebas…"

Aku meregangkan tubuh ketika mobil yang membawaku mulai menjauhi rumah yang menyeramkan itu. Di sampingku, masih memegang stir, Pak Arfan menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil.

"Kok ketawa, Pak?"

"Kamu lucu."

"Hem…"

"Tapi, kamu sungguh mengagumkan tadi. Tenang dan dewasa."

"Kayak bunglon ya, Pak? Jangan lupa, saya juga bisa barbar kayak di mall tempo hari."

Tawanya berderai. Mobil menembus malam. Pak Arfan pamit lebih dulu hendak mengantarku pulang karena sudah pukul setengah sepuluh malam. Dia sudah berjanji pada Mama akan membawaku pulang sebelum jam sepuluh. Kubiarkan tatapan Laura dan Winda di punggungku saat Pak Arfan menggandengku keluar rumah.

"Terimakasih banyak Emily. Kamu sudah menyelamatkan saya hari ini."

Aku tertegun sejenak, teringat bahwa setelah ini, kami mungkin tak akan lagi bisa sedekat ini. Semua genggaman tangannya, sikapnya yang manis dan mesra, ucapan cinta dan sebagainya, hanyalah kamuflase agar semua orang percaya bahwa kami sepasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status