Share

Bab 21A

PACAR ABANGKU SAKIT JIWA 21

Aku melanjutkan pekerjaan, masih dengan dada sesak yang berusaha coba kutahan. Kusesali diri mati-matian, kenapa harus terjebak cinta dengan seseorang yang tak mungkin kugapai. Kini, satu hal yang harus kulakukan hanyalah melindungi diriku sendiri. Menjaga hatiku sendiri dari kehancuran. Aku tak mau berakhir menjadi manusia tidak waras. Seperti Winda.

Ceklek.

Kedua kakak beradik itu lalu keluar lagi sambil tertawa-tawa. Laura mengunci kembali pintunya dan memutar-mutar anak kunci dengan ujung telunjuk. Dia sengaja berjalan dengan langkah pelan. Di sebelah mejaku, Laura dan Winda berhenti.

"Winda, coba beri tahu apa kewajiban seorang karyawan."

Winda meletakkan tangannya di atas mejaku, dan kami bertatapan.

"Kerja yang bener. Jangan sok mau coba-coba rayu bos. Atau, kau akan dipecat. Udahnya, nangesss…" Dia lalu tertawa.

Aku berdiri dan tersenyum padanya.

"Bagaimana kalau boss yang merayu karyawan, menyatakan cinta dan melamarnya? Sebaiknya kalau lelaki mema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status