Share

Bab 19B

Brakk!

Aku berlari hendak melihat apa yang terjadi. Rupanya Bang Arga menutup pintu kamar tepat ketika Winda berlari hendak mendekatinya, sehingga yang dia temui adalah pintu kamar yang tertutup. Hampir saja dia terbentur. Rasain.

"Ugh, awas kamu Bang. Aku pelet baru tahu rasa kamu." Umpatnya. Dia lalu melangkah ke dapur hendak mencari Mama sambil berteriak. "Mama! Mama!"

"Ohh, kamu ya." Tanpa banyak bicara, aku menarik lengan Winda dan menyeretnya keluar. Meski tubuh kami sama besar, si anak manja yang tak pernah mengeluarkan tenaga itu tentu beda denganku yang gesit, setiap hari turun tangga di kantor, ngebut dengan motor dan kadang membantu Mama mencangkul tanah di belakang untuk memperbarui tanaman cabe dan tomat.

"Sana, bawa sendiri motormu. Kalau nggak kamu bawa juga, fix bakalan ku jual itu motor. Lagian yang beli juga Abangku."

"Aku takut jatuh lagi Em. Anter yok."

Aku memutar bola mata, lalu kembali menariknya keluar pagar. Heran, katanya anak orang kaya tapi kok celamitan da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status