Share

BAB 43 C

PAPA MUDA 43 C

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Senyum perlahan merekah layaknya bulan sabit ketika ingatan kecupan malam itu menghampiri di tengah hujan kerinduan. Basahnya hati dan perasaan karena cinta justru memberikan kehangatan yang tidak mungkin terlupa. Andai waktu bisa diberhentikan, ia ingin menciumnya hingga lelah dan memeluknya hingga tertidur lelap. Bukankah itu satu hal yang didamba semua pasangan? Bisa memadu kasih tanpa memikirkan batasan waktu.

"Kamu mikirin apa, Al?"

Wanita yang selalu setia di setiap langkah sang anak bertanya tanpa sengaja karena melihat seperti orang gila. Tersenyum sendiri tapi dengan sorot mata kosong tanpa asa. Hampa. Bahkan, raga yang mulai menua karena usia mengambil duduk di sebelah sang anak.

"Apa ada yang kamu pikirkan? Gimana perasaan kamu? Udah mendingan? Di rumah aja dulu satu atau dua hari lagi. Biar benar-benar sehat, baru kembali ke konter," ujarnya lagi diiringi pertanyaan yang belum sempat terjawab sebelumnya. Begitulah perasaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status