Share

Part 74

Part 42

Sore itu, Restu pergi dari rumah Isna dengan masih menahan sakit. Ia menuju rumah orang tuanya, satu-satunya harapan akan mendapat bantuan dengan menelpon salah seorang remaja desanya yang dikenal untuk menjemput. Tidak mungkin dirinya meminjam motor keluarga Isna.

“Belajar untuk mengurus hidup sendiri. Jangan selalu mengandalkan orang tua. Kamu sudah dewasa. Lagi pula, seorang kepala desa masa buntu jalannya?” Jawaban ketus diucapkan oleh Dahlan. “Belajar bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan. Jangan bisanya hanya menyiram kotoran di wajah orang tua saja. Tidak sekarang, tidak besok, tidak ada uang yang akan kami keluarkan untuk membantu kamu.”

Narsih hanya memandang kasihan pada anak sulungnya. Sebagai seorang ibu, ia ingin sekali membantu Restu, tapi takut dengan ancaman yang diberikan suaminya.

“Jika kamu nekat membantu Restu, maka akan aku secepatnya aku urus perceraiannya dengan Isna, dan menikahkan dengan Marwah, lalu membawa menantu barumu ke sini, dan aku yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rohmah Hudati
penderitaam restu belum sebanding dengan penderitaan isna karena dicampakkan restu, kamu pantas mendapatkan penderitaan lebih dari itu
goodnovel comment avatar
Wiwik Sundari
syukurlah kalo restu menderita ,tp kurang sakit Thor....lebih sadis lagi deh balas sakit hati ISNA ,buat ISNA jadian sama Fahri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status