Share

Hari Bersejarah

Aku memasuki rumah dengan langkah lesu. Asing sekali rasanya rumah ini. Entah mengapa rasanya begitu hampa. Padahal, biasanya aku juga sendiri, rumah pun dalam keadaan kosong ketika aku pulang bekerja.

Mataku langsung menjelajah seisi ruang tamu ketika pintu terbuka. Kubuka pintu selebar-lebarnya, membiarkan udara masuk dan melepaskan kebebasanku sendiri. Sebab, sesak rasanya ketika membayangkan aku hanya seorang diri di sini. Apakah ... apakah Arsyl benar-benar tidak akan pulang lagi malam ini? Sampai kapan dia berdiam di rumah sakit dan mengabaikanku?

Aku berjalan perlahan, lalu berhenti tepat di tengah ruangan. Tatapanku terarah pada foto pernikahan berukuran besar yang terpajang di dinding. Nuansa merah jambu dan perak di foto itu membuat aku dan Arsyl tampak bercahaya. Kata orang yang hadir dalam acara resepsi atau melihat foto itu, aura kami begitu terpancar di sana.

Lalu, aku menatap foto itu sekali lagi. Tak ada senyum menghiasi bibirku ketika itu. Menunggu akad di bilik peng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status