Share

Malam Pertama yang Berbeda

Aku tak tahu, berapa lama sudah menghabiskan waktu dengan berkhayal di ruang tamu. Hingga malam menjelang, aku masih saja duduk di tempat yang sama, menatap foto pernikahan yang usianya hampir satu tahun. Sampai kemudian, ponselku berdering, menampakkan nama Kak Amy di layar.

“Ya, Kak?”

“Kamu nangis?” Alih-alih menyapa, pertanyaan itu yang dilontarkan Kak Amy ketika aku menjawab panggilannya.

“Hampir.” Aku hanya tertawa ketika mengucapkannya. Tawa paling getir yang pernah keluar dari bibirku, setelah beberapa hari ini diliputi kesedihan.

Tawa Kak Amy terdengar di seberang sana, sebelum dia mengembuskan napas berat. Sejak mengunjungiku tempo hari, Kak Amy lebih sering menelepon. Sekadar mengingatkan agar aku tak telat makan, atau menceritakan anak-anaknya.

Kak Amy selalu saja punya bahan untuk menghibur dan mengajakku bicara. Beberapa kali dia juga meminta agar aku datang ke rumah Mama Indi. Hanya saja, aku belum sanggup bertemu siapa pun sekarang, takut bila tiba-tiba menangis dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status