"Terima kasih," kata Artha. Lalu, dia menatap Aulia dan Andrew lagi sambil bertanya, "Apa menurutmu mereka bisa mencetak hole in one?"Tepat pada saat itu, terdengar pekikan gembira Aulia. Saking senangnya, gadis itu sampai melompat-lompat. "Wah, Tuan Muda Andrew hebat banget! Beneran masuk!"Andrew yang berdiri di belakangnya pun memasukkan satu tangan ke dalam sakunya sambil terkekeh menatap lapangan golf. "Tuh, aku sudah membantumu menghemat 10 miliar. Gimana kamu mau berterima kasih kepadaku?""Sebagai balas budi sudah mengajariku selama dua hari ini, gimana kalau kuajak main bungee jumping?" tanya Aulia sambil tersenyum lebar.Andrew menatap Aulia yang bertubuh mungil dan kurus itu dengan saksama. "Wah, aku nggak tahu kalau Nona Aulia ternyata suka olahraga ekstrem kayak gitu."Aulia yang memakai topi bisbol memiringkan kepalanya dan tersenyum manis. "Aku juga nggak suka, tapi ada yang sering mengajakku main kayak gitu ...."Aulia mendadak teringat sesuatu, senyumannya memudar.An
Sandy mengajak teman-temannya untuk bermain golf sekalian untuk memperkenalkan Sara kepada mereka, tetapi ternyata malah bertemu Jefri di sini.Sandy refleks menggenggam tangan Sara. Sara yang awalnya tidak melihat Jefri pun langsung mengikuti arah pandangan Sandy.Di depan lapangan golf berwarna hijau itu, tampaklah seorang pria yang mengenakan pakaian kasual berwarna putih dan topi bisbol. Pria itu memegang tongkat golf dan berdiri diam di bawah payung.Setiap kali bertemu dengan Jefri saat sedang berkencan dengan Sandy, Jefri pasti akan langsung memutar arah dan berjalan pergi. Sara tahu Jefri akan melakukan hal yang sama kali ini, jadi dia segera memalingkan pandangannya."Yuk kita ganti baju di ruang ganti."Sara berniat menyeret Sandy ke ruang ganti, tetapi arah ruang ganti kebetulan berada di belakang Jefri. Mereka mau tidak mau harus berjalan melewati Jefri terlebih dulu.Sara mengumpulkan segenap tekadnya, lalu menarik Sandy dan berjalan melewati Jefri.Sara pikir Jefri akan m
Begitu Sara keluar dari ruang ganti, sosok Jefri sudah tidak terlihat.Sara pun menghela napas lega, lalu berjalan menuju ke arah Sandy.Sandy mengajak Sara bertemu dengan teman-temannya, mereka mengobrol dengan cukup akrab.Saat keluar dari kamar mandi, Sara secara kebetulan mendengar ada yang sedang menggosipkannya di depan Sandy."Dokter Sandy, apa orang tuamu setuju kamu berpacaran dengan wanita yang mengelola klub malam? Itu 'kan profesi yang nggak begitu formal?""Aduh, kamu ini kurang informasi. Pacarnya Dokter Sandy bukan cuma pemilik klub malam, dia juga sudah pernah menikah satu kali, tapi cerai.""Hah? Wah, aku nggak tahu kalau dia sudah bercerai. Apa dia sudah punya anak?""Entahlah. Ada yang bilang punya, tapi dipukulin. Mungkin dia memberikan anak itu kepada mantan suaminya? Lagian 'kan dia cantik banget. Dia pasti mengandalkan wajahnya untuk memikat hati para orang kaya ...."Gosip itu benar-benar tidak enak didengar.Sandy biasanya akan membela Sara, tetapi hari ini dia
Aulia yang sudah selesai bermain dan hendak berganti pakaian pun secara kebetulan melihat semua ini. Dia segera menghampiri Jefri."Kak, Kakak nggak apa-apa?"Jefri mengulurkan tangannya."Tolong aku."Saat meraih tangan kakaknya, Aulia bisa merasakan betapa dinginnya jemari Jefri dan betapa lunglainya tubuh pria itu.Mata Jefri tampak berkaca-kaca, sorot tatapannya terlihat suram."Kakak ...."Aulia bergumam, dia bisa merasakan betapa menyakitkannya perasaan Jefri saat ini. Hati Aulia ikut terasa sakit, jadi Aulia memeluk Jefri erat-erat.Begitu melihat Artha tidur bersama wanita lain, Aulia memiliki reaksi yang sama seperti Jefri.Dia pernah mencintai Artha dan kakaknya juga sangat mencintai Sara sekarang. Sayangnya, Sara pada akhirnya memilih orang lain.Aulia tidak bisa menilai siapa yang benar dan siapa yang salah, karena orang yang ditemui Sara mirip dengan orang yang ditemuinya.Satu-satunya perbedaan adalah kakaknya benar-benar jatuh cinta pada Sara ....Dengan kata lain, sekar
Sara pun menatap Jefri dengan marah."Kamu sebenarnya mau apa, sih?"Jefri mengambil sebotol air dari samping mobil, lalu membuka tutupnya dan membasahi tisu. Setelah itu, dia bergerak mendekat dan menindih tubuh Sara, lalu memegangi wajah wanita itu dengan satu tangan.Tangan Jefri yang satu lagi pun menyeka bibir merah Sara dengan tisu ...."Aku mau mengelapnya sampai bersih supaya nggak ada sisa laki-laki lain ....""Dasar gila!"Sara memalingkan kepalanya untuk menghindar, tetapi Jefri memegangi dagunya sehingga dia tidak bisa bergerak.Jefri benar-benar mabuk, matanya tampak sangat merah. Meskipun begitu, tenaganya kuat sekali. Dia terus menggosok bibir Sara.Seolah-olah dengan cara ini dia bisa menghilangkan jejak Sandy sekaligus menghapus ingatannya ...."Sudah bersih, Sara. Ayo mulai lagi denganku, ya?"Sara yang semula meronta pun mendadak merasa seperti ada yang menghantam hatinya.Dia mengangkat tangannya menyentuh wajah Jefri dengan mata yang berkaca-kaca."Maaf, aku nggak
Sara balas terkekeh."Dasar bodoh, mana ada manusia yang sanggup mencintai satu orang saja selamanya?"Sara juga dulu mencintai mantan suaminya, Denis, tetapi kemudian jatuh cinta pada Jefri.Sara saja bisa mencintai dua orang berbeda pada saat yang bersamaan, apalagi buaya darat seperti Jefri."Aku nggak percaya sama yang namanya cinta abadi, yang ada itu cuma pernikahan yang langgeng.""Kamu itu tipe orang yang bebas dan nggak bisa dikendalikan, kamu nggak bisa memberikanku pernikahan yang kuinginkan.""Sekalipun sekarang kita balikan, ujung-ujungnya kita pasti akan bertengkar.""Aku nggak mau dianggap sebagai wanita gila lagi, jadi biarkan saja kenangan indah antara kita hanya sebagai memori buatku selamanya."Harus Sara akui, kisah cintanya dengan Jefri memang indah.Bagaimanapun juga, Jefri merupakan kekasih yang sangat baik.Yang namanya putus itu memang tidak mengenakkan, tetapi itulah sifat alami manusia.Pasti ada saja rintangan atau halangan yang mengadang sepasang sejoli. It
Dahi Jefri perlahan menjauh dari bahu Sara. Dia menatap Sara dengan kesal dan benci."Sara, kenapa kamu bisa seyakin itu Sandy nggak bakal selingkuh setelah kalian menikah, hah!"Bukankah Sara takut Jefri akan selingkuh?Memangnya Sandy tidak tahu caranya berselingkuh?Kenapa Sara lebih memilih bertaruh pada Sandy daripada kembali ke pelukannya?"Dia nggak mungkin selingkuh."Sekalipun Sandy ternyata tega berselingkuh, Sara tetap mampu bertahan. Namun, Jefri? Sara tidak berani bertaruh."Mana mungkin nggak? Semua pria juga bisa selingkuh, kenapa dia nggak mungkin?"Semua pria juga bisa selingkuh ....Lihat, Jefri saja berpikir seperti ini, mana mungkin Sara berani bertaruh padanya?Jefri menyadari ucapannya itu sangat salah, jadi dia mencengkeram bahu Sara dan buru-buru menjelaskan,"Bukan begitu maksudku. Sebagian besar pria memang bisa, tapi di dunia ini masih ada pria baik-baik. Aku nggak akan melakukannya. Tolong, tolong percayalah padaku, ya ...."Nada bicara Jefri yang begitu mem
Wina refleks mendorong Jihan menjauh dengan kaget."Cepat cari tahu apa yang terjadi."Sorot tatapan Jihan masih dikuasai hawa nafsu, ekspresinya terlihat agak tidak sabar."Lukanya serius nggak?"Suara Jihan terdengar serak seperti habis melakukan sesuatu, jadi Paman Rudi langsung menyadari bahwa tuan muda keduanya itu sedang kesal karena kesenangannya diusik."Ng ... nggak tahu .... Katanya bagian depan mobilnya hancur. Tapi, si korban sedang menahan Tuan Muda Jefri agar jangan dibawa ke rumah sakit ...."Itu berarti luka Jefri serius.Walaupun Jihan merasa tidak rela, dia harus tetap bangun.Jihan pun berganti pakaian, lalu menatap Wina yang juga sudah berpakaian."Kamu istirahat saja di rumah, biar aku yang urus."Wina mengikat rambutnya yang berantakan dengan karet, lalu berjalan keluar."Biar kutemani."Jefri sudah membantu Wina membongkar kode enkripsi video peninggalan ibu Wina, bahkan membela Wina di hadapan Killian. Masa iya Wina tidak menjenguk Jefri di saat adik iparnya itu