Aulia yang sudah selesai bermain dan hendak berganti pakaian pun secara kebetulan melihat semua ini. Dia segera menghampiri Jefri."Kak, Kakak nggak apa-apa?"Jefri mengulurkan tangannya."Tolong aku."Saat meraih tangan kakaknya, Aulia bisa merasakan betapa dinginnya jemari Jefri dan betapa lunglainya tubuh pria itu.Mata Jefri tampak berkaca-kaca, sorot tatapannya terlihat suram."Kakak ...."Aulia bergumam, dia bisa merasakan betapa menyakitkannya perasaan Jefri saat ini. Hati Aulia ikut terasa sakit, jadi Aulia memeluk Jefri erat-erat.Begitu melihat Artha tidur bersama wanita lain, Aulia memiliki reaksi yang sama seperti Jefri.Dia pernah mencintai Artha dan kakaknya juga sangat mencintai Sara sekarang. Sayangnya, Sara pada akhirnya memilih orang lain.Aulia tidak bisa menilai siapa yang benar dan siapa yang salah, karena orang yang ditemui Sara mirip dengan orang yang ditemuinya.Satu-satunya perbedaan adalah kakaknya benar-benar jatuh cinta pada Sara ....Dengan kata lain, sekar
Sara pun menatap Jefri dengan marah."Kamu sebenarnya mau apa, sih?"Jefri mengambil sebotol air dari samping mobil, lalu membuka tutupnya dan membasahi tisu. Setelah itu, dia bergerak mendekat dan menindih tubuh Sara, lalu memegangi wajah wanita itu dengan satu tangan.Tangan Jefri yang satu lagi pun menyeka bibir merah Sara dengan tisu ...."Aku mau mengelapnya sampai bersih supaya nggak ada sisa laki-laki lain ....""Dasar gila!"Sara memalingkan kepalanya untuk menghindar, tetapi Jefri memegangi dagunya sehingga dia tidak bisa bergerak.Jefri benar-benar mabuk, matanya tampak sangat merah. Meskipun begitu, tenaganya kuat sekali. Dia terus menggosok bibir Sara.Seolah-olah dengan cara ini dia bisa menghilangkan jejak Sandy sekaligus menghapus ingatannya ...."Sudah bersih, Sara. Ayo mulai lagi denganku, ya?"Sara yang semula meronta pun mendadak merasa seperti ada yang menghantam hatinya.Dia mengangkat tangannya menyentuh wajah Jefri dengan mata yang berkaca-kaca."Maaf, aku nggak
Sara balas terkekeh."Dasar bodoh, mana ada manusia yang sanggup mencintai satu orang saja selamanya?"Sara juga dulu mencintai mantan suaminya, Denis, tetapi kemudian jatuh cinta pada Jefri.Sara saja bisa mencintai dua orang berbeda pada saat yang bersamaan, apalagi buaya darat seperti Jefri."Aku nggak percaya sama yang namanya cinta abadi, yang ada itu cuma pernikahan yang langgeng.""Kamu itu tipe orang yang bebas dan nggak bisa dikendalikan, kamu nggak bisa memberikanku pernikahan yang kuinginkan.""Sekalipun sekarang kita balikan, ujung-ujungnya kita pasti akan bertengkar.""Aku nggak mau dianggap sebagai wanita gila lagi, jadi biarkan saja kenangan indah antara kita hanya sebagai memori buatku selamanya."Harus Sara akui, kisah cintanya dengan Jefri memang indah.Bagaimanapun juga, Jefri merupakan kekasih yang sangat baik.Yang namanya putus itu memang tidak mengenakkan, tetapi itulah sifat alami manusia.Pasti ada saja rintangan atau halangan yang mengadang sepasang sejoli. It
Dahi Jefri perlahan menjauh dari bahu Sara. Dia menatap Sara dengan kesal dan benci."Sara, kenapa kamu bisa seyakin itu Sandy nggak bakal selingkuh setelah kalian menikah, hah!"Bukankah Sara takut Jefri akan selingkuh?Memangnya Sandy tidak tahu caranya berselingkuh?Kenapa Sara lebih memilih bertaruh pada Sandy daripada kembali ke pelukannya?"Dia nggak mungkin selingkuh."Sekalipun Sandy ternyata tega berselingkuh, Sara tetap mampu bertahan. Namun, Jefri? Sara tidak berani bertaruh."Mana mungkin nggak? Semua pria juga bisa selingkuh, kenapa dia nggak mungkin?"Semua pria juga bisa selingkuh ....Lihat, Jefri saja berpikir seperti ini, mana mungkin Sara berani bertaruh padanya?Jefri menyadari ucapannya itu sangat salah, jadi dia mencengkeram bahu Sara dan buru-buru menjelaskan,"Bukan begitu maksudku. Sebagian besar pria memang bisa, tapi di dunia ini masih ada pria baik-baik. Aku nggak akan melakukannya. Tolong, tolong percayalah padaku, ya ...."Nada bicara Jefri yang begitu mem
Wina refleks mendorong Jihan menjauh dengan kaget."Cepat cari tahu apa yang terjadi."Sorot tatapan Jihan masih dikuasai hawa nafsu, ekspresinya terlihat agak tidak sabar."Lukanya serius nggak?"Suara Jihan terdengar serak seperti habis melakukan sesuatu, jadi Paman Rudi langsung menyadari bahwa tuan muda keduanya itu sedang kesal karena kesenangannya diusik."Ng ... nggak tahu .... Katanya bagian depan mobilnya hancur. Tapi, si korban sedang menahan Tuan Muda Jefri agar jangan dibawa ke rumah sakit ...."Itu berarti luka Jefri serius.Walaupun Jihan merasa tidak rela, dia harus tetap bangun.Jihan pun berganti pakaian, lalu menatap Wina yang juga sudah berpakaian."Kamu istirahat saja di rumah, biar aku yang urus."Wina mengikat rambutnya yang berantakan dengan karet, lalu berjalan keluar."Biar kutemani."Jefri sudah membantu Wina membongkar kode enkripsi video peninggalan ibu Wina, bahkan membela Wina di hadapan Killian. Masa iya Wina tidak menjenguk Jefri di saat adik iparnya itu
Sesampainya di UGD, Jefri langsung dibawa ke ruang perawatan darurat.Begitu mendengar Jefri mengalami kecelakaan mobil, semua anggota Keluarga Lionel langsung datang.Malam itu, mobil-mobil mewah bermunculan silih berganti di pintu masuk ruang perawatan darurat rumah sakit.Sekitar dua jam kemudian, pintu ruang perawatan darurat terbuka dan anggota Keluarga Lionel berkumpul untuk menanyakan kondisi Jefri.Dokter mengatakan bahwa dahi Jefri tergores pecahan kaca depan, sehingga Jefri kehilangan banyak darah dan koma. Untungnya, bagian kepalanya tidak mengalami luka serius. Cedera seriusnya justru terletak di tulang belakang. Jefri sepertinya harus berbaring di tempat tidur selama sebulan.Semua anggota Keluarga Lionel pun menghela napas lega. "Nggak masalah, yang penting dia nggak lumpuh. Cuma sebulan 'kan terbaring di kasurnya. Biarkan saja dia dirawat di rumah sakit agak lamaan biar dia jera, jadi Tuan Muda Jefri nggak ngebut-ngebutan tiap hari dengan mobil sportnya ...."Para anggot
Setelah menunggu semalaman, akhirnya hanya orang tua Jefri dan Aulia saja yang masih di sana. Jihan sudah mengusir semua orang lainnya pergi.Jefri terbangun dari komanya dan membuka matanya. Dia melihat Jihan duduk di samping ranjang rumah sakitnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan sambil menatapnya dengan tajam."Kak Jihan ...."Jefri mencoba menggerakkan tubuhnya, tetapi ternyata tidak bisa."Tulang belakangmu cedera, jadi kamu nggak bisa bergerak untuk sementara waktu."Setelah berkata seperti itu, orang tua Jefri pun memelototinya."Kamu habis minum seberapa banyak sih? Ngapain masih menyetir mobil untuk menemui kakak keduamu?"Jefri pun teringat kecelakaan mobilnya kemarin malam.Sorot tatapannya sedikit berubah seolah-olah dia teringat sesuatu yang tidak menyenangkan, dia memilih untuk tetap diam.Ini pertama kalinya ekspresi Jefri terlihat begitu putus asa dan suram seolah-olah seseorang sudah meninggalkannya ....Jihan sepertinya tahu, jadi dia menyarankan orang t
Sara sedang memasuki restoran sambil memegang lengan Sandy saat dia menerima telepon dari Wina.Mendengar Jefri mengalami kecelakaan mobil tadi malam dan menabrak seseorang, langkahnya tiba-tiba terhenti."Gi ... gimana kondisinya?"Wina dapat mendengar suara Sara yang gemetar. Dia yakin Sara masih menyimpan perasaan terhadap Jefri."Dia kehilangan cukup banyak darah, cederanya cukup serius. Kamu ... mau menjenguknya?"Meskipun Sara tidak menggunakan mode pengeras suara, Sandy masih bisa mendengarnya karena posisinya yang dekat dengan Sara."Ayo jenguk."Sara refleks menengadah melirik ke arah Sandy yang menyarankan hal itu.Sorot tatapan Sandy yang tenang dan berbaik hati itu langsung menghapus keraguan dalam hati Sara."Wina, tolong kirimkan aku alamat rumah sakitnya ...."Setelah menerima alamat tersebut, Sara berkata dengan agak cemas kepada Sandy,"Kak Sandy, aku jenguk dia dulu, ya. Nanti aku baru temani Kak Sandy makan setelah pulang dari sana."Setelah itu, Sara pun bergegas be