Share

Bab 102 ( Dendam Di Masa Lalu)

Mas Akbar mencium pipiku dengan sangat lembut. Bahkan aku dapat merasakan bibir lembutnya menyentuh kulitku dengan sangat perlahan. Aku syok, jantungku berdebar keras. Hatiku seperti ikan Mas yang menggelepar di lantai tanpa adanya air. Perhatian Mas Akbar terlalu berlebih-lebihan.

"Apa kau sedang merencanakan sesuatu?" setelah puas menempelkan bibirnya pada pipiku, Mas Akbar menggenggam erat tanganku.

"Apa maksudmu Mas?"

Mas Akbar menyandarkan kepalanya pada bahuku.

"Entahlah, tapi aku berharap kau tidak melakukan hal-hal yang tidak aku ketahui. Aku ingin kau tetap menjadi Mawar yang aku kenal. Walaupun ada hal yang membuatmu sakit hati, aku harap kau bisa bicara langsung padaku tanpa melibatkan orang lain."

Sekarang aku mengerti perasaan khawatir Mas Akbar. Pria itu merasa telah bersalah padaku, namun masih ingin menutupinya.

"Ada yang harus kau ketahui Mawar,"

"Apa Mas?"

"Jika kau menuang bubuk garam pada luka yang aku torehkan, bukan kesembuhan yang kau dapatkan melainkan luka b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status