Intan kemudian berjalan cepat ke arah ibu. Tidak pernah diduga, nasib Ibu berakhir seperti itu.Tubuhnya sudah rusak parah, bahkan berlubang di bagian perut.Intan tidak tahan melihatnya. Dia menutup hidungnya dan berusaha untuk menahan bau anyir dari tubuh itu.Karena merasa tidak kuat dan tidak tega melihatnya, Intan lalu mendudukan tubuhnya di atas tanah tampak tak berdaya. Dia menangis penuh penyesalan, bahkan dia menangis terus menyalahkan dirinya."Ini semua salah aku! Maafkan aku ibu! Kalau Intan tidak meninggalkan Ibu pasti tidak akan seperti ini! Maafkan Intan Ibu....!"Intan wajahnya saat ini sangat sedih, Haris, Haical dan Addab menjadi tidak tega melihatnya.Dalam benak Haris, dia ingin sekali menghiburnya. Namun apa daya? Emang dia siapa?Tiba-tiba seolah sesuatu berbisik di telinganya. "Tugas kamu itu menjaga bosmu, jadi kalau saat ini dia sedih kamu harus bisa menghiburnya. Kalau tidak, kalau dia sakit atau kenapa-kenapa bagaimana? Bukanya kamu harus bertanggung jawab?S
"Hahaha...Dasar manusia bodoh!"Kami semua otomatis mencari keberadaan suara itu. Dilihat-lihat tidak ada wujudnya."Sepertinya itu suara setengah genderwo?""Iya benar. Itu suara setengah genderwo!""Lalu bagaimana ini?""Sudah jangan khawatir. Kita tetap lanjutkan saja,"ujar Haris.Bukan mereka tidak takut namun, pemakaman itu harus segera usai dan di doakan agar mayit di alam sana menjadi tenang. Apalagi, ibu meninggal dengan cara yang mengenaskan,.Suara itu tampak kembali lagi mengagnggu.Addab kemudian berkata,"Sudah teruskan saja. Kalian jangan takut, dia hanya sedang menakut-nakuti sajaNamun, angin tiba-tiba berhembus kuat. "Anginnya gede sekali...!"teriaknya. Mereka tampak saling berkerumun, berdekat-dekatan."Aku rasa dia sengaja mengganggu acara pemakaman ibu agar dia bisa makan dagingnya kembali bersama anak buahnya itu,"Mendengar hal itu, Intan kemudian berkata seraya menggelengkan kepala dengan pelan,"Tidak. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi,""Hai kamu gender
Walaupun mereka berdoa alakadarnya namun keyakinanya tinggi. Oleh sebab itu, setelah mendoakan ibu mereka tampak tenang hatinya.Seperti yang diketahui, ciri-ciri akan terkabulnya doa seusai berdoa jauh lebih baik dan tenang, katanya."Haris. Kita berada di mana? Astaga, kita terpisah dengan Haical maupun Addab!"Intan menghela nafasnya dengan kasar. Bukan hanya karena hari yang selalu malam sehingga tampak membuatnya selalu lelah namun, ujian yang mereka hadapi atau rintangan yang mereka lalui itu panjang seolah tak berujung.Di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang Intan dan Haris yang awalnya duduk berdekatan tak sengaja Intan malah ketiduran hingga kepalanya beralih ke bahu Haris.Mereka istirahat sejenak tanpa aba-aba dari alam yang terus saja gelap atau petang. Tak menyangka mereka ketiduran bersama. Haris yang sebenarnya tidak ingin tidur, namun ingin melindungi Intan nyatanya ketiduran juga.Saat Intan bangun dia lagi-lagi berada di posisi yang tidak seharusnya.Intan lalu
"Bagaimana ini? Aku harus jawab apa?"Haris tampak mengerutkan alisnya. Sebenernya bunga itu adalah ibu yang baru meninggal secara mengenaskan. Namun mungkin karena ada sesuatu hal ibu merubah wujudnya menjadi bunga.Kalau Haris tebak, sebelumnya memang ibu dan Intan sepertinya ada masalah, oleh sebab itu, dia berusaha agar bisa ikut dengan Intan."Atau apa mungkin ibu sedang meminta tolong telah terjadi sesuatu dengan kuburannya?!"fikir Haris. Berbagai fikiran terlintas di kepala Haris. Hingga pada akhirnya dia menjadi bingung. Tapi kenapa dari 11 warna bunga itu yang paling mencolok warna kuning? Bukannya itu artinya pengkhiatan dan egois jika tidak salah? Haris juga teringat Intan yang terus saja menyalahkan dirinya. "Apa artinya memang bos bersalah dalam hal ini? Bos egois lebih mementingkan dirinya sendiri?"Haris menggeleng," Tidak. Itu tidak benar. Aku kenal betul siapa bos? Apa mungkin saat itu bos khilaf?"Kenapa jadi semakin rumit seperti ini?Menurut kepercayaan nenek moya
Orang itu barusan berlari tampak ketakutan. Saking takutnya di jalan yang gelap ini dia berlari cukup cepat seperti ada yang mengejarnya.Gara-gara ditabrak, hampir saja Intan dan Haris terjatuh. Namun beruntung selamat. Hanya saja tubuhnya ada yang sakit dan juga sedikit terkejut.Tak disangka saat Intan lihat itu adalah Haical."Ma-af...!"tutur Haical.Saat yang dilihat ternyata bosnya dan rekannya Haical menjadi senang."Haical, apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu lari-lari seperti ini?"Haical berlari seraya wajahnya pucat bahkan begitu sangat ketakutan.Di pelukannya Addab tampak terluka."Apa yang terjadi dengan dia Haical?"Tak selang lama suara itu muncul."Huwaaahhahahaaa....! Bersiaplah menjadi santapanku Addabbb...!""Suara itu?"Intan berkata setelah mendengar suara yang tidak asing itu."Apa kalian habis bertarung dengan mereka?"Melihat kondisi Addab. Haical berkata,"Bos, sepertinya kita harus segera menolong Addab. Jika terlambat aku takut terjadi sesuatu padanya,"tutu
Suara serigala itu semakin dekat. Intan dan yang lainnya kemudian mengumpat. Dari balik semak-semak mereka tampak mengintip. Di sisi lain Addab yang sudah diberi obat yang entah terbuat dari apa tampak membaik. Hanya saja lukanya belum sempat dibersihkan.Tepat di bawah pohon bambu serigala itu tampak berhenti.Aauuuuuoooo...!!!!Anehnya, dia berubah wujud kepalanya menjadi manusia, sementara tubuhnya masih serigala. Bahkan tubuhnya ternyata terluka. Melihat hal itu, kami semua syok.Haical lalu berbicara dengan gagap, karena saking terkejutnya."Seri-ga-la jadi-ja-di-an...?""Hustt....!""Jangan keras-keras!"pinta Intan."Maaf, bos,"ucapnya Haical seraya berbisik-bisik.Addab yang berada dipelukan Haical yang sudah sadar kemudian berujar,"Serigala jadi-jadian?"tutur Addab."Addab kamu sudah bangun, syukurlah seru Intan."Iya Intan. Bagaimana kabarmu?""Aku baik-baik saja. Gimana lukamu, apa sudah membaik?"tanya Intan."Ya. Aku sudah baik,"tutur Addab lirih.Lalu Addab berujar kemba
"Oh tidak apa. Maksud saya iya, sebaiknya kita lanjutkan sekarang juga,"tutur Haris.Sebenarnya Haris merasa ada yang memata-matai. Namun, dia sendiri juga tidak melihat dengan pasti."Jika itu benar, pasti yang memata-matai itu akan mengacaukan rencana kita?"Di sisi lain jika Haris memberitahu dia sendiri juga tidak begitu yakin akan melihatnya, pasalnya saat Haris memperhatikan kembali di balik pohon di seberang tampak seorangpun yang tampak bersembunyi. Haris sudah yakin akan hal itu, dia juga mengeceknya."Bro. Ayo kita jalan? Kenapa kamu malah bengong?"tanya Haical hingga yang lain tampak juga menatapnya.Haris kemudian menghela nafasnya, dia lalu membalas dan berkata,"Ayo kita jalan!""Sudahlah mungkin itu hanya perasaanku,"batin Haris.Mereka melangkah dengan langkah yang cepat karena harus segera menyelamatkan nyawa seseorang. "Apakah mereka masih hidup?"batin Intan bertanya-tanya.Sementara itu, Si genderwo raksasa yang merasa tidak bisa menghadapi Intan dia melaporkan kepa
"Brengsek!"batin Addab! Tangannya dia tampak mengepal karena saking emosinya. Diapun merasa frustasi. Wajahnya begitu muram."Apa aku harus menjadi monyet seumur hidup? Hah?"Tidak...! Tidaaaak...!"jerit Addab dalam hati.Saat ini Addab yang ingin sekali berubah wujud menjadi prajurit seperti sedia kala berfikir seolah kesempatan menjadi manusia sangatlah kecil. Oleh sebab itu, dia kemudian melangkah pergi dari sana. Melihat hal itu, Arod merasa heran. Dia mengikuti Addab yang tampak berlari."Kenapa dia malah pergi disaat kondisi seperti ini? Aku tidak habis fikir! Kalau begini bisa-bisa kehilangan jejak? Aku harus ikuti Addab?"Dengan cepat Arod mengejar lalu menangkap Addab disaat dia berhenti."Hai....! Kau kenapa malah pergi dari sana? Saat ini kondisinya sangat darurat? Harusnya kita terus bersiap berjaga di sana sampai melihat ada titik terang?"ucap Arod seraya menatap bola mata Addab yang tampak merah.Karena penasaran ada apa dengannya, lalu Arod bertanya."Hai. Ada apa dengan