Share

Menertawakan Panglima

Asoka menoleh, ternyata Mangkualam berdiri di belakangnya dengan pandangan mata menyeramkan. Wajahnya memancarkan aura kebencian tinggi, Asoka bisa merasakan hal tersebut, seolah dia memiliki dendam kesumat yang ingin segera diluapkan.

Tidak kehabisan ide, pemuda berkuncir coba menggoda Mangkualam dengan cara memuji-muji pendekar didikannya.

“Tidak, Tuan, saya hanya tertarik pada gerakan mereka. Sangat jarang pendekar dari tanah Jawa melakukan gerakan seperti itu. Bagiku, ini adalah keunikan pendekar Dwipa, dan hanya mereka yang bisa melakukannya.”

“Hahaha... wajar saja, pendekar Dwipa lebih lihai dari pendekar Jawa. Buktinya, kau saja tertarik dan matamu berbinar, padahal mereka murid-muridku, apalagi gurunya yang melakukan gerakan.”

Mangkualam sangat suka dipuji, dan hal tersebut dimanfaatkan Asoka untuk menguak kebusukan panglima istana satu ini.

“Eh, Tuan Panglima berkenan me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status