Share

Tekad Fahma

Seluruh murid padepokan Ajisaka dikumpulkan di depan aula. Wajah mereka meringis, gemertak gigi mengiringi kumpul pagi kala itu. Beberapa, bahkan gemetar karena nada bicara Raden Kusuma makin meninggi dan meninggi.

“Di mana kalian sembunyikan Asoka dan Barok?” tanya Raden Kusuma, urat lehernya mulai muncul.

“Ti-tidak tahu, Raden, kami semalam tidur di asrama. Barok pun sama, dia tidur di sebelahku. Tapi, saat aku bangun, Barok tidak ada di baris tidurnya.” Suryo menunduk, mengaku pelan atas apa yang terjadi.

“Bohong kamu, Suryo!? Tidak mungkin kepergian Barok tidak diketahui murid-murid lain padepokan. Pasti, ada satu, atau dua orang, yang sengaja menyembunyikan berita ini. Sekarang, aku beri kau peringatan yang kedua. Sekali lagi kau melanggar, aku tidak segan mendepakmu dari padepokan!?”

“Ampun, Guru, aku memang tidak tahu ke mana Barok pergi. Aku berani bersumpah, bahkan jika diminta melakukan sumpah pocong, ak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status