Share

Pilihan untuk bunga yang terluka

Selamat membaca.

Ada sedikit alasan yang tak bisa ku katakan, tentang mengapa aku bisa tahu tentang informasi itu.

Dan ya. Aku menolak bicara, dan Almosa juga demikian. Ia marah padaku, bahkan tak pernah menemuiku. Untungnya, Kafkan mau menemaniku diasa-masa sulitku.

"Almosa, apakah dia masih marah padaku?" tanyaku dengan suara serak. Karena berteriak kemarin malam—ulah siapa kalau bukan ulah Raja tidak punya hati itu. "Jadi tidak mau bicara denganku lagi?"

'Hah' Kafkan menghembuskan nafasnya kasar. Menatap nampan makanan yang masih utuh di samping tempat tidur. Lalu ia menatap mataku dengan tajam. "Coba pikir? Bagaimana ada yang tidak marah, jika keinginannya tak tercapai?"

ku kerutkan keningku bingung. "Keinginan? Almosa punya keinginan?!"

Ia tersenyum sinis. "Kau ini bodoh atau bagaimana? Almosa menginginkan kesembuhanmu! Mengapa kau tidak mengerti, dan terus melawan yang mulia…"

"Mungkin ia senang tidur dengan yang mulia!" sambung seseorang. Tidak lain adalah Damor, ia terus me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status