Share

Bab 22 : Diajak ke Gunung

Aku sontak menoleh, kemudian beringsut dan bangkit dari rebahan dan duduk di pinggir tempat tidur Ivan. "Ya?" sahutku singkat.

"Ivan sudah tidur?" tanya pria itu dengan suara lirih di ambang pintu.

Aku mengangguk menjawab pertanyaannya.

Lelaki itu semakin melangkah maju. Aku pun beranjak dari ranjang itu hendak pergi.

"Mila, tunggu Abang di ruang tivi. Ada yang mau Abang omongin," kata pria itu menahan langkah ini.

Sekali lagi aku mengangguk. Entah apa yang ingin ia sampaikan. Aku menoleh sekali lagi ke arah Bang Aldin sebelum kaki sampai di ambang pintu. Tampak lelaki itu tengah membelai sayang kepala sang putra, kemudian ia mendaratkan sebuah kecupan lekat di dahi Ivan. Untuk ke sekian kali, pemandangan itu melelehkan hatiku.

***

"Abang mau bicara apa? Aku mau tidur juga sekarang," ucapku tanpa basa-basi ketika Bang Aldin mendudukkan bokongnya ke sofa.

Lelaki itu menautkan jari-jari tangan kanan dan kirinya. "Hmm ... lusa ada kegiatan Cross Country yang Dion bilang waktu itu. Dion
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lia desy
Mertua gak pernah jadi mantan bang Aldin....mertua itu mahrom selama selama nya...baik itu cerai mati maupun cerai hidup....... so jgn di anggap mantan ya bang...mertua nya...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status