Share

Bab 25 : Cemburu

Aku tersadar telah memerhatikan lelaki itu lekat. Dengan segera aku pun mengalihkan pandangan. Aku tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan barusan. Ya ... tentu saja aku cemburu.

"Amel memang begitu dari dulu sama Dion. Mereka udah kayak kakak-adik. Jangan salah paham," ujar Bang Aldin.

"Memangnya mereka ada hubungan keluarga?" tanyaku. Ya, kemungkinan itu tentu ada. Karena aku juga belum mengenal keluarga Bang Dion. Aku masih berusaha berbaik sangka.

"Gak ada ... cuma di Mapala ya begitu. Antara senior dan junior, antara teman seangkatan itu udah kayak saudara aja. Apa lagi kalau memang cocok komunikasi."

"Kalo gitu mereka bukan mahram, Bang! Kenapa gandengan mesra kayak gitu?" kilahku.

Bang Aldin menatapku lekat. "Oh, gitu?"

"Iyalah!" jawabku sengit.

"Maklum aja, Mil ... kami nih, gak belajar agama detil kayak kamu."

Aku membuang muka.

Lelaki itu bangkit. "Udah, jangan marah lagi," tuturnya sambil tersenyum dan membelai kepalaku.

Darahku kembali berdesir. Akan tetapi, Bang Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status