Share

30. Menerima Tantangan

"Apakah sakit? Dia mencengkeram pergelangan tanganmu begitu erat tadi," tanya Prince dengan suara yang sangat lembut.

Emily pun melirik. Prince ternyata sedang memeriksa tangannya dengan teliti. Ia sama sekali tidak seperti sedang berakting. Di kursi lain, seorang pria sedang mengamati mereka dengan tatapan iri. Rautnya masam, bibirnya mencibir.

Tiba-tiba, Prince mengecup pergelangan tangannya. Emily pun tersentak. Matanya melebar. Hatinya seketika memanas. Ia merasa Prince mencuri kesempatan. Namun, melihat senyum tulus di wajah tampan itu, omelannya tertahan.

"Kenapa tidak kau tinju saja mukanya? Kau terlalu baik saat melawan. Lain kali, jangan hanya menggertak. Hajar saja setiap laki-laki yang kurang ajar padamu. Mengerti?"

Emily berkedip-kedip menahan air mata. Bibirnya gemetar. Gejolak dalam hati yang sempat reda kini kembali bangkit. Namun, ia tidak mau membahasnya. Penyamaran mereka bisa terbongkar kalau mereka bertengkar.

"Kaulah yang terlambat datang. Kau seharu
Pixie

Guys, maaf telat. Tadi mati listrik, gak ada sinyal.

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dewi Novita
wahhhh.. pertama2 pura2... lama2 jd beneran deh
goodnovel comment avatar
Monika Anastasia Khim
Calon suamiku yang tampan hahhaha hasseekkk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status