Share

Bab 108: Tendangan Pinalti yang Gagal

Demi meredam berbagai lintasan pikiran, Satya memilih menonton film hingga akhirnya tertidur di sofa ruang tengah.

Satya mengerjapkan mata ketika sinar matahari menerpa wajahnya. Layar televisi berukuran 50 inci di depannya sudah mati. Satya mengucek mata lalu melihat jam dinding.

“Astaga!” serunya kalut. Jarum pendek sudah bergeser dari angka enam dan ia belum salat Subuh.

“Kenapa nggak bangunin sih, Mbok?” sembur Satya ketika Mbok Darmi menyuguhkan segelas jus alpukat dan semangkuk potongan apel dan nanas. “Saya jadi ketinggalan salat Subuh. Tanggung jawab lho, Mbok, kalau nanti ditanyain Lintang.”

Mbok Darmi menggeleng seraya menarik napas panjang. Kepergian istri sepertinya membuat majikannya oleng dan labil. Baru kemarin dia mengamuk karena diingatkan untuk salat, hari ini dia kembali meradang karena tidak dibangunkan.

“Mas Satya sendiri yang bilang bisa bangun sendiri.”

“Ya memang saya mau bangun sendiri. Tapi kalau sudah lewat jam belum bangun, ya bangunin saja.” Satya me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status