Share

Bab 116: Satya dan Dana

Pikiran kosong.

Hati lowong.

Baru kusadari, mencintaimu seperti menggenggam bara api.

Aku padamu,

Hancur,

Luruh,

Lumat.

- Abhimayu Pradana -

***

“Nanti sambil kirim laporan saja makannya. Khawatinya kalau makan dulu nggak kekejar. Besar banget ukuran file-nya. Gimana?” Rena memasang tampang memohon sekaligus memelas. “Mumpung Lintang lagi tidur. Jadi dia nggak bakalan protes kalau aku tinggal. Nanti kalau dia bangun dan aku belum datang, telepon saja.”

Dana mengganjur napas. Sungguh pilihan sulit, tetapi ia tidak punya jalan lain. “Oke. Aku tungguin Lintang.”

“Alhamdulillah.” Rena tersenyum lega. “Makasih banyak, Dan. Tadi sudah tranfusi trombosit dua kantong. Kalau nanti habis magrib dicek masih kurang, bakal tranfusi lagi,” jelas Rena.

“Oke.” Dana mengangguk. “Jangan lama-lama, ya. Khawatirnya Lintang keburu bangun.”

Rena menjentikkan jari. “Beres. I’ll be back ASAP!” Gadis lincah itu bergegas keluar ruang rawat inap.

Helaan napas berat Dana memenuhi ruangan berukuran sembi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status