Share

Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit
Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit
Penulis: ILLUSY PENA

Bab 1 | Playboy Profesional

"Akhirnya ... aku akan kencan dengan seorang gadis cantik dan kaya! Hehehe." Ferdinand Sinaga terlihat sangat gembira ketika memikirkan dirinya akan segera berkencan dengan seorang gadis.

Suara nada dering telepon membuat Ferdi merasa sangat senang, apalagi saat melihat nama kontaknya. Dia tidak lain adalah Leni Saragi. Seorang CEO di Hotel Merbabu yang terkenal.

"Ferdi, kau ada di mana sekarang?" 

Belum sempat Ferdi menjawab, tiba-tiba ia dikagetkan ketika melihat Leni Saragi ternyata datang bersama dengan temannya.

Ferdi terbelalak saat menyaksikannya. Ia seperti sangat mengenal gadis cantik yang ada di samping Leni.

"Maaf. Aku mendadak ada urusan. Jadi, aku tidak bisa bertemu denganmu, maafkan aku! Lain kali, aku pasti akan menemuimu." Setelah mengucapkan hal ini, Ferdi segera menggunakan jurus "langkah seribu" miliknya.

Barulah, setelah dia menjauh dari restoran, Ferdi buru-buru memegang kedua lututnya dan mengatur napasnya yang terengah-engah.

"Buset, siapa yang akan menyangka Leni akan datang bersama Jennifer? Jika sampai tadi aku ketahuan oleh Jennifer, habislah riwayatku!" gumam Ferdi pada dirinya sendiri.

Jennifer Lawrence, merupakan salah satu pacar Ferdi. Gadis cantik dengan paras yang sangat menawan itu juga merupakan seorang konglomerat yang mempunyai harta berlimpah.

Selain Jennifer dan Leni, Ferdi sebenarnya mempunyai beberapa pacar lagi, yaitu Yulia dan Cinta. Total, Ferdi mempunyai 4 orang pacar dan semuanya adalah seorang konglomerat.

Bermodalkan wajah tampan dan kemampuan merayunya, ia berhasil menaklukkan empat gadis konglomerat dan memacarinya di saat yang bersamaan.

Awalnya, ini menyenangkan. Ferdi seringkali memaanfaatkan beberapa pacarnya untuk mengumpulkan uang demi mimpinya. Tapi, sungguh ironis! Justru, karena hal yang sama, Ferdi hidup penuh ketakutan bila para pacarnya tahu kalau sebenarnya dia adalah seorang playboy.

Tring!!!

Sungguh, sial bagi Ferdi. Leni tidak berhenti meneleponnya.

Ferdi ketar-ketir ketika melihat smartphone miliknya. 

"Mampus, gue harus jawab bagaimana ini?" gumam Ferdi yang sama sekali tidak berani mengangkat teleponnya. Dia belum tahu harus bilang apa nantinya.

***Sementara itu, di restoran***

"Sialan, kenapa sih? Kok, nggak diangkat?" kesal Leni. Wajah perempuan itu bahkan mengerut sambil memandang ponselnya.

"Sudahlah kak Leni. Ayo, kita pulang saja! Mungkin, pacar kaka sibuk, kan?" ucap Jennifer.

"Baiklah, biar nanti aku baik-baik memberinya pelajaran," ucap Leni kemudian mengikuti saran adik sepupunya, Jennifer.

Ferdi yang malang. Andai saja dia tahu mengenai hubungan Leni dan Jennifer yang seorang saudara sepupu, Ferdi pasti hanya akan menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka.

Memacari dua orang gadis yang mempunyai hubungan saudara, tentu sangatlah beresiko. Kemungkinan,, ketahuan sangat tinggi!

Tak lama, Jennifer dan Leni segera pergi begitu saja dari restoran.

Melihat kepergian Leni dan Jennifer, kini Ferdi merasa sangat bahagia. Ia senang, sebab marabahaya telah berlalu.

"Sial, sebenarnya ada hubungan apa sih Leni dan Jennifer?" gumam Ferdi.

Nafsu makan Ferdi mendadak hilang. Dengan cepat, ia pun segera ke parkiran dan mencari mobilnya menggunakan remote.

Hanya saja, Ferdi tidak bisa berhenti untuk memikirkan alasan apa yang harus ia katakan nantinya--meski sudah berkendara di jalanan. 

"Jika aku memancing kecurigaan Leni, justru itu akan merugikanku nanti. Lebih baik, aku bikin drama aja. Sekalian aku meminta uangnya nanti." pikir Ferdi yang kini mempunyai rencana di kepalanya.

******

Sesampainya di apartemen miliknya, Ferdi langsung membanting smartphone miliknya dan merusaknya begitu saja.

Wajahnya pun sudah babak belur. Seorang pelayan kini mengulurkan tangannya. "Di mana bayaranku?"

Karena sudah dijanjikan akan diberi sejumlah uang setelah memukuli Ferdi, pelayan itu tentu saja meminta bayarannya.

"Kau masih berani meminta bayaran? Lihatlah diriku sekarang, kalau aku melapor ke polisi dan menuntutmu, kau bisa mengelak tidak?" tanya Ferdi.

Mendengar hal itu, si pelayan yang malang kini sadar dirinya ditipu. Ferdi sama sekali tidak berniat membayarnya!

"Sialan, kau!" Karena tidak mau berurusan apalagi kalau sampai dituntut oleh Ferdi, pelayan itu memilih pergi saja.

"Cih, sudah memukul sampai puas masih mau uang juga? Dia pikir siapa dia?" gumam Ferdi. Suara tawa kini menggelegar dari sana. Dengan tidak tahu malunya, Ferdi merasa bangga pada dirinya.

Mengingat ponselnya juga sengaja dirusak, Ferdi pun menggunakan smartphone baru miliknya kemudian menelepon Leni Saragi.

"Dengan siapa dan di mana?" ucap Leni langsung. Tampaknya, dia sedang sibuk. Ia bahkan menjawab telepon tidak dikenal sambil terus memperhatikan layar laptop--untuk bekerja.

"Leni, ini aku Ferdi! Maafkan aku, kemarin aku melakukan kesalahan besar dan meninggalkanmu sendiri di restoran itu. AAku mendapat masalah dengan seorang gangster, dan hasilnya smartphone milikku sempat diambil olehnya dan sekarang entah di mana. Aku pun sudah dipukuli olehnya sampai bonyok."

"Hah?" bingung Leni.

"Aku benar-benar tidak berdaya Leni. Bisakah kau menjengukku di apartemen seorang diri? Aku sangat merindukanmu!" ucap Ferdi.

Alasannya itu ... sangat luar biasa! Bukannya curiga, Leni malah merasa sangat khawatir dibuatnya. Dengan menggunakan alasan 'rindu', Ferdi juga menegaskan bahwa ia ingin Leni datang seorang diri. Jadi, semuanya akan aman.

"Lalu, apa kau baik-baik saja?" Leni seketika menunjukkan kekhawatirannya kepada Ferdi.

"Yah, aku baik-baik saja sekarang. Hanya saja, aku merindukanmu. Aku pun bertanya-tanya. Apakah kekasih hatiku sedang sibuk atau tidak?" 

"Aku akan segera pergi menuju apartemenmu."

"Benarkah?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status