Share

Chapter 42

Pulang ke rumah. Tidur di atas kasur yang sudah berbulan-bulan tidak ia sentuh. Aluna merebahkan diri. Menatap langit-langit kamarnya.

Hampir saja terpejam jika ponselnya tidak berbunyi.

“Hallo,” ucap Aluna seadanya karena ia lelah.

“Sudah sampai?”

Mendengar suara Ethan membuat Aluna langsung melebarkan mata. Tidak jadi mengantuk.

“Iya.” Aluna menguap beberapa kali.

“Kau mengantuk?”

“Hm.” Aluna mengambil posisi berbaring menyamping.

“Kau tidak mengabariku seharian.”

Aluna berusaha tidak mengantuk namun matanya benar-benar berat. “Iya karena tadi aku menemani…Gio..”

“Gio siapa?” tanya Ethan.

Aluna membuka matanya lagi. “Gio..Gio..” “Gio adalah keponakanku!”

Huh! Aluna menghela nafas.

Beginilah kalau hidup penuh kebohongan. Tidak akan pernah tenang.

“Kau punya kakak? Setahuku kau anak tunggal dari keluarga miskin.”

Aluna menyipitkan mata. Tidak bisakah kata miskin itu tidak usah diperjelas?

“Punya.” Aluna menepuk dahinya pelan. “Kakak dari anak saudara ibuku.”

“Silsilah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status