Share

159. Tempat Berlindung

‘’Raffi dan Rico? Gia mau datang, Pa. Gia mau, Ma. Boleh ya, Papa?’’ Gia melompat-lompat dalam pelukan Gavi. Memohon antusias dengan bibir mencebik. Seolah melupakan tangisan akibat ulah Yura beberapa waktu lalu.

Tidak heran reaksi Gia seperti itu. Sebab, di sekolah, si kembar memang sangat akrab dengan Gia dan Alia. Bisa dikatakan, keempatnya merupakan teman sepermainan.

‘’Tentu saja boleh.’’

‘’Hore!’’ 

Peluk cium diterima Gavi, dari putri semata wayang hasil buah cintanya dengan Vania.

‘’Terimakasih papa. Papa memang yang terbaik.’’

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status