Share

Chapter 120

Jantung Marren berdegup sangat kencang, akan tetapi Marren segera menguasainya agar Arsan tidak merasakan segala kegelisahannya itu.

"Kenapa kamu berpikir begitu? Apa kamu sedang menuduh Saya?"

Marren balik bertanya menanggapi pertanyaan Arsan.

Arsan menghela napas panjang, "Bukan seperti itu, Marren. Maksud Saya, kalau kamu ada masalah tentang diri Saya yang tidak berkenan di hatimu, sebaiknya kamu jujur saja pada Saya.

Agar, Saya tahu harus bagaimana. Saya tidak mau melihatmu sakit seperti kemarin. Kamu pikir bagaimana perasaan Saya saat melihatmu pingsan, tergeletak di lantai?" papar Arsan dengan tatapan penuh dengan kekhawatiran.

"Untung saja kemarin kamu tidak terluka. Coba hagaimana kalau kepalamu terbentur atau semacamnya?

Kamu pikir Saya idtak panik? Kamu pikir saya tidak khawatir?

Rasa-rasanya Saya tidak mau sedikit pun memejamkan mata sebelum kamu terbangun,"

Imbuh Arsan berbicara dengan wajah bersungut-sungut dan membuat Marren mengemyit menahan kedukaan di wajah ca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status