Share

Proses Seleksi

"Nda!"

Dinda berbalik dari menatap pintu lift yang masih tertutup, mendapati Gibran berjalan menyusulnya dengan langkah panjang. Ia lalu mengulas senyum tipis saat Gibran berada tepat di hadapannya.

"Aku pikir kamu nggak jadi ngelamar."

"Jadi dong. Mana mungkin Nda nyia-nyiain kesempatan jadi wanita karir," balas Dinda dengan tawa pelan. Dinda tak mampu menahan senyum yang terbit di bibirnya. Rasanya pagi ini matahari terbit lebih cerah dari biasa. Melihat Gibran yang terlihat rapi dengan kemeja marun, kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih. Tanda pengenal perusahaan dengan foto Gibran tersenyum, terpasang pada kantong kemeja lelaki itu. Melihat Gibran dengan senyum ramahnya yang tak pernah berubah, membuat Dinda bisa mengenyahkan sejenak rasa rendah diri yang ia rasakan ketika bersama Fahri. Dari dulu, ketika berada di dekat Gibran, rasa percaya dirinya meningkat. Seolah ada energi yang ditransfer lelaki itu.

"Kan jadwalnya pukul sembilan. Kok pagi banget datengnya?" Sama
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status