Share

Hanya Perlu Waktu

"Tidak ada masalah yang serius. Hanya mungkin memang belum waktunya saja. Intensitas berhubungan bagaimana?" tanya dokter yang menangani mereka setelah membaca hasil pemeriksaan Dinda dan Fahri.

"Kalau ikhtiarnya tiap hari, Dok!" Fahri tersenyum bangga.

Dokter yang menangani mereka, tertawa mendengar jawaban Fahri. "Kalau bisa jangan tiap hari juga, Pak. Karena kualitas spermanya jadi nggak bagus kalau tiap hari."

Fahri melongo.

Sementara Dinda melipat bibir untuk menahan tawanya melihat ekspresi Fahri. Sejenak lupa rasa kesalnya terhadap lelaki itu.

"Delapan bulan masih tergolong baru, kok. Di bawa santai aja," pesan sang dokter seakan turut membantu memperkuat alibi Dinda.

"Tuh, kan Uda. Nda bilang juga apa. Uda nggak sabaran. Nda mau kita pacaran dulu aja baru punya anak. Nanti kalau udah punya anak bakal kangen berduaan, lho," tukas Dinda begitu mereka keluar dari ruang periksa.

Fahri tak menyahut. Jika mengesampingkan ego, Fahri setuju dengan apa yang dikatan Dinda itu bena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status