Share

Emosi Dinda

Tak ada yang mengalah untuk saling buka suara setelah perdebatan saat mereka meninggalkan rumah tadi. Fahri fokus ke jalanan yang masih saja padat meski malam telah menjelang. Jalan Margonda memang tak pernah sepi, tak memandang hari. Baik di hari biasa maupun akhir pekan. Namun, kemacetan tak menyurutkan tekad Fahri untuk menyeret Dinda memeriksakan diri ke sebuah klinik yang khusus menangani masalah kesuburan pasangan suami istri.

"Menurut informasi yang uda dapat, tingkat keberhasilan klinik ini cukup tinggi lho, Nda." Fahri akhirnya mengalah membuka suara. Dia sudah terbiasa mendengar Dinda berceloteh tak tentu arah, rasanya mendadak gila didiamkan oleh istri yang cerewetnya sebelas dua belas dengan uminya itu.

Dinda hanya mendengkus pelan.

Fahri membuang napas berusaha meredakan gemuruh aneh yang terasa hendak meledak di dadanya. Dia bukan lelaki yang bisa mencari topik percakapan jika lawan bicaranya juga irit bicara. Selama ini Dinda yang selalu berinisiatif mengajaknya berb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status