Share

Rindu 17.a

Pov Alina

Hidup ini memang terkadang lucu. Sudut pandang bisa berubah-ubah hanya karena beda waktu. Dulu tubuhku serupa dibakar bara saat melihat Aisha dan Bang Rasya bersama. Sekarang malah aku yang memintanya untuk segera menemui Aisha padahal harusnya kami masih bercengkerama setelah berpisah sepuluh bulan lamanya.

Aku memang tak mau diduakan. Tapi bukan berarti tidak punya perasaan. Keadaan seperti ini memang membuatku sakit hati. Tapi bukan berarti aku tak punya nurani. Aisha sedang sakit, mana mungkin aku bisa tertawa.

Mobil itu melaju pergi. Membawa sepasang manusia yang hendak ikhtiar untuk kesembuhan. Bersama kepergiannya, aku mengucapkan doa, “Semoga Aisha lekas sehat.”

.

Remaja berkulit putih itu menendang bola dengan tenaga tinggi. Si bundar memantul keras di benteng dan kembali lagi pada pemiliknya. Menimbulkan suara yang mengganggu telinga. Azka mengulang tendangan, tembok bak bergetar karenanya.

"Apa begitu cara lelaki marah?" Aku duduk di kursi taman yang ada di sampin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status