Share

22

Saat itu pukul sebelas. Aleena menggeliat, mengerjap pelan sebelum bangkit dari tidurnya.

Setelah insiden yang terjadi antara dirinya dan Aksa, pria itu pergi begitu saja setelah berkata maaf. Pun Aleena, ia masih saja menggulung diri dalam selimut sampai kemudian tertidur tanpa sadar.

Kepalanya menoleh ke kanan dan kiri. Hujan masih belum juga berhenti, meski intensitasnya sudah tidak sederas sebelumnya.

Hawa dingin menyeruak, membuat bulu kuduk si gadis seketika meremang.

Tiba-tiba saja terdengar suara perut miliknya sendiri. Ia baru ingat jika dirinya belum makan apapun semenjak siang hari, terakhir ia hanya makan siang bersama Oma Anya dan sang Ibu mertua.

Dengan langkah pelan Aleena turun dari ranjang. Membuka pintu kamar dan melonggokan kepala, menoleh ke kanan dan kiri, memastikan keadaan aman di luar.

Ia masih belum mau bertemu dengan Aksa. Sikap pria itu yang mendadak berubah drastis dan kejadian sebelumnya, Aleena hanya khawatir akan terjadi hal yang sama.

Sepi, tidak ada s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status