Share

33 B

“Ibu ini suka berandai-andai. Jangan sampai nanti Ibu membayangkan kalau kembali muda dan bertemu dokter Rian. Jangan-jangan Ibu bakal pilih dia daripada Bapak.” Ada yang mulai cemburu.

“Kalau bisa waktu diputar kembali dan Rian jadi salah satu pesaing Bapakk, ya pasti pilih dialah. Tapi akan gak mungkin, Pak. Bapak yang terbaik buatku karena pikirannya dewasa dan bertanggung jawab. Kalau gak sama Bapak, tak mungkin Ibu bisa punya Raka dan Alina.”

“Makanya kita ini sudah tua, jangan suka berkhayal muda lagi dengan yang lain. Kita bayangkan masa-masa muda kita saja,” kekeh Bapak. Sepertinya pasangan lansia itu mulai lupa kalau ada orang lain di rumah ini. Mereka mulai sikut-sikutan. Kak Sri sejak tadi ikut senyam-senyum dan membantuku berdiri. Kami meninggalakan kakek-nenek itu melanjutkan nostalgia masa muda mereka.

Aku dan Kak Sri masuk ke kamarku. Di sana ada Ahmad dan Cici yang sedang bercoleteh, sahut-sahutan seperti sedang bicara serius.

“Lucu banget anak-anak kita, Kak? Boleh ga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status