Share

37 B

Kubenturkan punggung berkali-kali ke pintu, barulah anak buahku yang tak berguna itu membukanya.

“A-ada apa, Bos?”

Ternyata mereka dari tadi dengerin musik pakai headset, pantas saja tak mendengar teriakanku. Kutarik benda putih itu dan memutuskan kabelnya.

“Kalian ada di sini bukan untuk happy-happy. Dasar gak guna.”

“Mereka siapa, Mas?”

Aku melocat ke depan saat mendengar suara Sri. “Ayo kurung dia!” perintahku.

Dengan sigap dua preman yang tersisa mendorong Sri masuk dan mengunci pintu. “Ke-kenapa dibiarkan sendiri, Bos? Kan rencananya mau dinodai biar diceraikan suaminya. Dengan begitu, Bos bisa menikahinya secepatnya,” ujar si Botak.

“Diam kau. Rencana berubah total. Kita pulang sekarang, biarkan saja dia di dalam agar tak mengejarku,” cetusku.

“Pulang? Dua teman kami gimana, Bos?”

“Halah, biarin saja mereka di sana. Badan kekar gitu pasti bisa melawan orang-orang kampung itu.”

“Wah, ini gak benar lagi, Bos. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku mau dua teman kami harus pulang dengan sel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status