Share

39 A

“Dimana, anak saya? Pasti kalian hanya ngarang biar saya dan suami datang ke kampung yang kolot ini, kan? Kalian menyesal setelah Alina diceraikan Delon? Hayo, kalian ngaku!” bentak Bu Ambar. Mantan besanku itu masih sombong seperti dulu. Menjelang siang ini, dia dan suaminya sudah sampai setelah ditelpon Raka tadi malam.

“Ma, jaga bicaramu! Tak mungkin mereka berbohong kalau Delon ada di sini buat kekacauan.” Wajah Pak Nugroho kelihatan tegang.

“Silakan masuk dulu, Pak, Bu,” ujarku seraya terseyum tipis. Mereka adalah tamu dan seharusnya dimuliakan.

“Buat apa dibaik-baikin, Bu? Orang seperti mereka ini kayak gak takut mati. Angkuh sekali hanya karena merasa kaya, padahal saat tubuh sudah terbujur kaku, dia akan butuh orang untuk mengurus pemakamannya. Yang akan dia pakai pun sama dengan kita nantinya. Hanya lembaran kain putih,” cetus bapaknya Raka. Sejak awal, suamiku menolak kalau masalah ini dibicarakan dengan kekeluargaan. Namun, secercah harapan itu ada dalam hatiku kalau Delo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status