Share

43 A

“Kok balik lagi, Alin? Kamu gak jadi pergi?”

“Kadoku ketinggalan, Pak. Motornya kuparkir di tepi jalan, gak masuk halaman. Tapi apa maksud restu itu, Pak?”

Wajah Alina kelihatan tak bersahabat. Aku dan bapaknya Alina jadi berpandangan.

“Ini, ada yang mau dikatakan Rian sama kamu. Duduklah dulu.”

Alina duduk di dekat bapaknya, tapi menghindari berhadapan denganku. Aku meremas-remas tangan, tak tahu mau bilang apa. Apa tak bisa aku mengungkapkannya berdua saja? Tapi sepertinya ini momen yang pas karena bapaknay juga sudah tahu tujuanku.

Aku menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. “A-aku mau ....”

Segala kosa kata mendadak hilang. Beginikah rasanya jatuh cinta? Apa gugup selalu mendera jika ingin mengungkapkan perasaan untuk dibawa ke jenjang yang serius?

“Aku mau pergi dulu, Pak. Nanti Ibu dan Kak Sri lama nungguin.”

Wanita bergamis warna hijau kombinasi polkadot kuning itu berdiri dan masuk ke kamar paling depan, lalu keluar lagi membawa plastik warna putih. Aku gagal mengungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status