Share

44 B

Sore harinya, Raka mengajakku melapor ke rumah kepala desa karena akan menginap di rumah salah satu warganya.

“Oh, ini yang namanya dokter Rian? Yang dulu banyak membantu Alina dan Bu Rahimah saat di kota?” celetuk Ibu kades.

Aku tersenyum sambil mengangguk. Aku jadi malu, yang kulakukan hanya sedikit, tapi ibunya Raka terlalu memujiku.

“Ternyata orangnya ganteng, ya. Udah punya anak berapa, Dek?” tanyanya lagi.

“Masih jomblo, Bu,” balasku, tersenyum hambar. Perasaan mulai tak enak.

“Masih jomblo? Tapi tak punya kelainan kan? Zaman sekarang banyak laki-laki tampan suka sama yang ganteng. Udah populasi laki-laki sedikit, eh malah belok. Akhirnya para wanita harus wapada kalau suaminya akan diincar orang lain.”

Aku meneguk ludah. Lancar banget omongannya. Pak Kades langsung menyenggol lengan istrinya, barulah ibu itu meminta maaf.

“Doakan saja, ya, Bu, Pak. Teman saya ini udah punya calon kok,” ujar Raka.

“Iya, iya. Semoga saja berjalan lancar.” Pak Kades menimpali.

Raka pun langsung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status