Share

45 B

Aku menarik napas panjang dan mengulas senyuman tipis. Hari ini adalah penentu masa depanku agar bisa berkumpul dengan wanita yang kucintai. Wanita yang sering kusebut namanya dalam doa agar kesembuhan dan keselamatan selalu menyertainya.

“Jika diizinkan, rencananya setelah menikah, saya akan memboyong Alina nantinya ke kota. Begitu juga dengan Cici. Orang tua kandung dan angkat saya ada di sana. Tapi saya janji, kami kan tetap mengingat kampung ini. Kita masih akan saling mengunjungi.”

Aku menjeda ucapan, mengamati raut wajah anggota keluarga.

“Jika Alina masih mau mengajar Paud, saya akan dirikan sekolah buatnya nanti. Tapi jika mau fokus dengan keluarga saja, tidak apa-apa. Secara finansial, Rian sanggup menghidupi keluarga kecil kami nantinya dengan layak,” tegasku.

Aku tahu kegundahan keluarga ini. Pastinya karena aku dan mantan suami Alina tinggal di kota yang sama. Aku tak pernah dengar kabar mereka lagi. belakangan ini, aku juga tak sempat baca koran maupun berita online ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status