Share

40 A

Aku mengurai pelukan dan mengusap pipi putriku yang basah. Cici sudah digendong Raka, dibawanya ke halaman belakang.

“Kenapa kamu dan Cici keluar, Alin? Masuklah ke kamar atau main ke rumah abangmu saja.”

Alina menggeleng tegas. “Tidak usah, Bu. Sampai kapan Alina harus menghindari mereka? Aku gak apa-apa dan mau ikut duduk di depan, Bu.”

“Beneran tidak apa-apa, Nak?”

“Iya, Bu. Alina yakin.”

Aku menggandeng putriku sampai duduk di samping bapaknya, lalu memberikan segelas air putih. “Jangan menangis lagi, ya, Nak,” bisikku. Alina mengangguk seraya tersenyum.

“Papa senang melihatmu sudah lumayan sehat, Alin. Papa hampir tidak kenal sama kamu. Sudah cantik seperti dulu dan kelihatan lebih bahagia.” Pak Nugroho langsung memuji. Pujian yang basi.

“Papa? Sebutan itu tidak pantas lagi diucapkan seorang Alina. Benar-benar gak pantas.” Ekspresi Alina begitu datar.

Senyuman di wajah mantan besanku langsung redup seketika. “Nak, saya benar-benar menyesal telah ikut menelantarkanmu. Saya minta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sarti Patimuan
Mimpi kamu Delon Alina mau balikan sama kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status