Share

34 B

“Yang tahu nomor Alina pastinya hanya kounter pulsa. Ini memang salahku, ngisi pulsa tidak lewat m bangking saja. Raka akan pastikan dulu apakah memang dia pelakunnya. Pamit dulu, Bu.”

“Iya hati-hati, Nak. habis itu kamu ke bengkel saja, Alina biar Ibu yang tenangkan. Kasihan pelangganmu lagi rame,” ujarku. Bengkel itu tak pernah tutup meskipun kami ke kota dulu. Ada anggotanya yang menjaga. Namun, tetap saja pelanggan lebih ramai dan puas kalau Raka ada di sana. Dia lebih profesional dibanding teman-temannya.

“Oke, Bu.” Raka tak lupa mencium dua balita yang tak lain adalah cucuku, lalu pergi lagi.

Sri membawakan segelas air buat adik iparnya. Kubujuk putriku agar mau minum. Perlahan dia mau mengurai pelukan dan meneguk minumannya dengan pelan-pelan.

“Ibu tak akan membiarkanku dikurung lagi, kan?” cecarnya.

“Enggak, Alin. Kamu akan baik-baik saja, Nak.” Semenjak pulang kampung, Alina masih tidur denganku. Dia takut sendirian di kamar. Untung saja bapaknya pengertian dan tidak memperm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status