Share

Surat dari Dokter Rian

Aku mengambil ponsel dan menelpon suamiku. Dua kali panggilan, belum diangkat juga. Lelaki tua itu tak suka menggunakan nada dering panggilan. Hanya getaran saja. Tapi sangat jarang dia meninggalkan ponselnya.

“Tunggu sebentar, ya, Nak. Ibu akan mencari bapakmu.”

“Aku gak mau ditinggalain, Bu. Aku takut sendirian.” Alina menahan tanganku. Aku mendesah pelan dan menganggukkan kepala. Namun, senyumku terbit karena panggilan masuk dari suamiku.

“Iya, ada pa, Bu?” tanyanya langsung begitu tersambung.

“Bapak lagi dimana?”

“Di taman.”

“Ibu dan Alina juga di taman.”

Aku berdiri, celingukan mencarinya dan ternyata suamiku juga melakukan hal yang sama. Pandangan kami bertemu dan kulambaikan tangan. Ternyata dia tidak jauh dari tempatku berdiri sekarang.

“Sini, Pak. Alina mau ketemu.”

“Lalu Cici siapa yang jaga. Bukannya gak boleh mereka ketemu?”

“Sekarang, Alina yang minta ketemu cucu kita, Pak,” balasku. “Buruan ke sini, Pak.”

“I-iya, Bu.”

Aku kembali duduk, mengusap-usap punggung putriku yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Hany Mahanik
Surat ungkapan perasaan? asyiik
goodnovel comment avatar
Abid Fhadil Abyan
lanjut donk tour...suka sama cerita ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status