Share

Bidadari

Danar masih membisu. Dia hanya menatapku dengan mulut tertutup rapat. Tidak ada ekspresi apa pun pada wajahnya. Datar seperti biasanya. Aku masih ingat dia dan Marissa satu sama lain memanggil dengan sebutan aku-kamu, dan itu cukup membuatku penasaran dan menyangka keduanya memiliki hubungan sesuatu.

"Mau jawab dia teman biasa?" tanyaku menatapnya lurus dengan lengan melipat di dada, sementara dua alisku sudah menanjak.

"Kenapa? Bukannya lo sama Tama juga teman biasa?"

Mulutku akan membuka. Namun urung sesaat setelah sadar aku nggak punya jawaban untuk pertanyaannya. Aku berdecak, dan menyerah. Lalu memilih mengangkat tas, memindahkannya ke atas meja.

Mungkin memang nggak usah banyak bicara. Aku menyibukkan diri membereskan sisa-sisa makanan di atas nakas. Yang masih bisa dimanfaatkan aku pisah dan disimpan ke kantong berbeda. Langkahku bergeser ke kulkas mini di sudut ruangan. Ada buah-buahan yang masih utuh terbungkus rapi.

"Krisan di atas meja bawa, Win. Itu dari Arin."

Aku s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status