Itu sebabnya, dia menggunakan energi sejati milik Evan untuk menerobos.Sebenarnya, saat mengajarkan Teknik Mendominasi kepada Evan, dia sama sekali tidak berniat untuk menyerap energinya, melainkan hanya ingin melatihnya. Suatu hari nanti, dia akan menggunakan Teknik Gelap tingkat tertinggi untuk mengambil alih tubuhnya.Saat itu, dia tidak perlu mengkhawatirkan tubuh tua dan rapuh miliknya, yang mana bisa mati kapan saja.Alasan dia berubah pikiran dan mengambil tindakan kepada Evan adalah dia telah menemukan tubuh yang lebih baik. Kemunculan Tobi telah membuatnya mengubah rencananya.Dia menguras habis energi sejati milik Evan. Setelah itu, barulah dia bisa menerobos tingkat tertinggi Teknik Gelap, kemudian dia akan mengambil alih tubuh Tobi. Terakhir, dia akan menggunakan tubuh Tobi untuk menyatu dengan Jessi dan menyerap Energi Sembilan Bulan miliknya.Bukankah rencana ini sangat sempurna? Dia akan segera menjadi ahli bela diri paling menakutkan di dunia ini.Saat itu, sekalipun H
"Kak Tobi, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kalau kita kabur saja?" tanya Jessi dengan panik. Dia tahu Kak Tobi sudah terjebak, apalagi Tetua Akmal bukanlah tandingan mereka.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada gunanya kita kabur."Kali ini, dia hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena terlalu percaya diri. Menurutnya, dengan kekuatannya yang dimilikinya sekarang, apalagi setelah mencapai tingkat puncak Guru Besar, dia sudah mampu menghancurkan seluruh Sekte Suganda.Dia tidak terlalu khawatir dengan kekuatan Tetua Akmal. Lantaran dia tahu Tetua Akmal tidak hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk menerobos, jadi kekuatan bertarungnya seharusnya tidak sekuat itu."Benar! Seperti yang diharapkan, Raja Naga memang sadar diri."Begitu selesai berbicara, Tetua Akmal langsung berdiri. Saat ini, auranya terlihat begitu luar biasa, bahkan lebih dingin dan menakutkan dari sebelumnya.Padahal dia baru saja menyerap energi sejatinya Evan, tetapi dia masih terlihat sepert
Jessi juga cemas dan buru-buru berkata, "Kak Tobi, jangan pedulikan aku. Cepat kabur dari sini. Asalkan kamu selamat, kelak kamu pasti bisa menyelamatkanku.""Kabur? Kamu kira aku akan melepaskannya begitu saja?"Tetua Akmal berkata sambil mendengus dingin, "Tobi, apa kamu merasa dirimu paling pintar? Kamu kira aku nggak tahu kamu sedang mengulur waktu?"Mendengar itu, ekspresi Tobi langsung berubah, seolah-olah hal yang dia sembunyikan telah terbongkar sepenuhnya."Haha. Makin kamu melawannya, kamu akan makin terjerumus ke dalam, 'kan? Kalau tebakanku nggak salah, sekarang kamu bahkan bisa ditaklukkan oleh ahli bela diri tingkat Guru Besar biasa."Tetua Akmal memasang ekspresi bangga, apalagi saat melihat ekspresi Tobi yang berubah, dia makin yakin akan hal itu.Mendengar kata-kata itu, Jessi makin putus asa dan berkata, "Kak Tobi, maaf. Akulah yang mencelakaimu."Faid juga tampak putus asa.Harapan terakhir mereka sudah pupus. Meski harapan itu tadinya begitu tipis, setidaknya mereka
Faid sempat mengira Tuan Tobi tidak memiliki kekuatan untuk bertarung lagi. Tak disangka, dia telah menetralkan Bubuk Penguras Energi dan diam-diam mengumpulkan kekuatan untuk meluncurkan serangan fatal ini.Strategi seperti ini sangatlah jitu.Harapan yang sempat terkubur itu seketika muncul kembali.Jessi juga terkejut saat melihat kejadian itu. Lantaran serangan Tobi kepada Tetua Akmal, tubuhnya kini sudah bisa bergerak seperti biasanya lagi.Ledakan kedua serangan barusan terlalu mengerikan. Untung saja, Faid membantu Jessi mengatasinya. Kalau tidak, wanita itu mungkin tidak akan sanggup menahannya.Meski begitu, keduanya terus mundur dan bersembunyi di sudut sana.Melihat ruang bawah tanah yang hampir runtuh ini, mereka juga mulai khawatir. Kekuatan bertarung dari dua orang itu begitu menakutkan, bahkan ruang rahasia bawah tanah yang tidak bisa diledakkan oleh bahan peledak pun bisa mengalami kerusakan parah.Tetua Akmal menatap Tobi dengan tajam. Dia tidak bisa memercayai apa yan
Namun, ini bukan berarti Tobi telah aman dan selamat. Dia hanya menggunakan sisa kekuatannya untuk bergerak cepat dan dengan mudah melenyapkan serangan gila itu.Kemudian, dia membawa mereka berdua, mendobrak lantai paling atas, dan melompat keluar dari ruangan itu.Lantaran tempat itu sudah akan runtuh. Jika mereka masih tidak kabur, kemungkinan besar akan berakhir dikubur hidup-hidup.Sebaliknya, Tetua Akmal sudah menyadarinya saat dia mengalahkan lawan.Tetua Akmal sama sekali tidak mampu menahan kekuatan serangan mengerikan itu. Organ dalam tubuhnya mungkin sudah hancur sepenuhnya dan dia akan segera mengembuskan napas terakhirnya.Itu sebabnya, Tobi tidak peduli dengan Tetua Akmal lagi. Dia langsung membawa Faid dan Jessi keluar dari sana.Benar saja. Begitu mereka keluar, terjadi guncangan hebat, kemudian tempat itu langsung runtuh.Padahal, barusan Faid mengira dia akan terkubur di dalam sana, tetapi nyatanya, dia selamat.Semua hal yang terjadi hari ini benar-benar berada di lu
"Baiklah, lantaran kamu bersikeras, maka aku akan mengambil alih Sekte Suganda. Andai kelak Sekte Suganda menghadapi masalah yang nggak bisa diselesaikan, kamu bisa datang mencariku."Sekte Suganda termasuk salah satu kekuatan tertinggi di Negara Harlanda. Mengambil alih sekte sebesar itu hanya akan menguntungkannya dan tidak akan merugikannya. Lantaran itu permintaan mereka, Tobi pun menerimanya."Terima kasih, Tuan Tobi. Mulai sekarang, kamulah pemimpin sekte kami," ucap Faid dengan cepat. Dengan adanya Tuan Tobi yang melindungi mereka, setidaknya Sekte Suganda tidak akan goyah karena telah kehilangan Tetua Akmal dan pemimpin mereka."Aku nggak tertarik menjadi pemimpin sekte. Aku harap ke depannya, kamulah yang menjadi pemimpin Sekte Suganda. Aku juga nggak akan mencampuri keseharian Sekte Suganda, jadi kamu bisa memutuskan sendiri.""Ini ....""Kenapa? Aku sudah memberimu kendali sepenuhnya, bukankah itu hal baik?""Bagi Sekte Suganda, tentu saja ini hal baik, tapi ...."“Tapi kamu
"Aku sudah hampir gila. Terakhir, aku nggak tahan lagi dan terpaksa meneleponmu.""Tak disangka, kamu akan mempertaruhkan nyawamu untuk menolongku. Aku juga nggak menduga kekuatanmu begitu hebat."Sentuhan fisik yang begitu dekat, apalagi dari seorang wanita yang begitu sempurna, tetapi saat ini, Tobi tidak berpikir aneh, karena dia jelas merasakan ketakutan dalam hati Jessi.Suaranya yang gemetar, begitu juga dengan tubuhnya, yang mengungkapkan ketakutan yang dia alami selama ini.Andai Damar mengetahui hal ini, apa dia akan menyesal karena sudah memaksa putrinya menikah dengan putra Keluarga Suganda? Hanya karena terlalu serakah kepada kekuasaan?Tobi menepuk pelan punggung Jessi dan berkata dengan lembut, "Semuanya sudah berakhir. Mulai sekarang, nggak ada yang menindasmu lagi.""Ya, nggak ada yang menindasku lagi. Lantaran ada Kak Tobi yang berkuasa di sini, siapa yang berani macam-macam kepadaku?""Gadis Bodoh, aku nggak bisa melindungimu selamanya.""Aku nggak peduli. Setelah kej
Meski Tobi mengatakan dirinya baik-baik saja, Jessi masih khawatir. Dia pun berkata, "Kak Tobi, bagaimana kalau aku membawamu ke rumah sakit sekarang?""Nggak usah. Aku mengalami luka dalam, jadi rumah sakit nggak bisa mengobatinya."Tobi menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, "Seperti yang barusan kamu lihat, kultivator seperti kami bukanlah orang biasa. Cedera seperti ini harus disembuhkan melalui kekuatan internal kami sendiri.""Ya, aku tahu. Bukankah dalam serial televisi juga seperti itu? Tapi, apa kamu sungguh baik-baik saja?""Ya, kamu menyetir saja. Aku mau istirahat sebentar.""Ya, ya!"Jessi mengangguk, kemudian lanjut menyetir dengan hati-hati. Dia belum pernah menyetir seperti itu seumur hidupnya. Dia bahkan takut mobilnya terbentur sedikit pun.Tak dipungkiri, kemampuan menyetirnya memang cukup bagus. Dia masih bisa menjaga kecepatan sambil berusaha menjaga kestabilan laju mobil.Sebenarnya Tobi masih mencoba mengatur napasnya, tetapi tidak berhasil sama sekali. Dalam k