Share

Part 19 : Serangan Dari Tryenthee

Dua minggu telah berlalu, seharusnya masa duka telah usai. Namun, Zora masih mengenakan gaun hitam. Bukan hanya itu, akhir-akhir ini hampir semua pakaiannya di dominasi warna hitam, termasuk mantel hangatnya.

Juga, sikapnya jadi lebih dingin dan cenderung pendiam, seolah-olah kesedihan telah merenggut hari-hari cerahnya. Meski begitu, sikapnya padaku masih normal dan mesra seperti biasa.

Aku jadi bertekad untuk membuat harinya penuh warna seperti dulu. Dia yang kadang ceroboh dan blak-blakan, aku merindukannya yang seperti itu. Dengan begitu, aku seperti tak memiliki batas apa pun karena sikap terbukanya.

Hari ini, aku hampir tidur seharian dari pagi hingga sore, bahkan sampai melewatkan makan siang. Kuusap rambut yang basah setelah mandi sambil menikmati langit jingga yang sendu.

"Rein, ada yang ingin bertemu denganmu."

Lagi-lagi Henry membuka pintu kamarku begitu saja tanpa permisi. Meski sudah terbiasa, tapi ada kalanya aku sedikit sebal dengan kebiasaannya.

"Bisakah kau ketuk dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status