Share

28. Vonis

Bagas masih membanting apapun yang ada di dalam kamarnya. Sedangkan Nawang hanya bisa menangis sambil memegangi perutnya. 

"Hiks ... hiks ... Mas Bagas. Hentikan. Nawang mohon ...," lirih Nawang.

"Kenapa mereka kejam Nawang, apa salah Ayah dan Ibuku. APA!"

Prang ... Prang ...

"Mas ... Aw ... Mas ...."

Bagas menatap Nawang, tiba-tiba dia sadar ketika melihat perut Nawang yang mulai membuncit.

"Nawang ... kamu kenapa?"

Bagas memutar roda dan mendekati sang istri. Bagas mengulurkan tangannya ke perut Nawang. Wajah Bagas pias. Dia baru sadar jika dia bertindak brutal dan labil.

"Naw ...."

"Ssssttt ... diam." Nawang mengarahkan tangan Bagas pada perut bagian bawah.

Bagas terkesiap, Nawang sendiri tersenyum sumringah.

"Dia .... " Bagas tak mampu melanjutkan kata-katanya.

"Dia menendang Mas. Pertama kalinya menendang. Diusia kehamilan  ke dua puluh empat minggu."

Bagas menatap Nawang dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status