Share

Malam Pertama Dewa & Lintang

Flora membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Hari sudah semakin malam, namun matanya tidak bisa terpejam.

Biasanya ia selalu tidur berdua dengan Dewa di kamarnya yang hangat.

Namun kali ini, ia justru tidur sendiri di dalam kamar yang terasa begitu dingin tanpa belaian dan pelukan dari suaminya.

Pikiran Flora tidak bisa berhenti menerka-nerka apa yang sedang terjadi malam ini.

"Malam ini adalah malam pertama bagi Mas Dewa dan Lintang. Sekarang, apakah mereka sedang melakukan kewajiban mereka selayaknya suami dan istri?!" Flora bergumam, air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya membahasi pipi.

Dada Flora terasa sesak membayangkan suaminya menggauli sahabatnya sendiri. Meskipun berusaha untuk ikhlas menerima kenyataan bahwa ia sudah di madu, namun jika membayangkan suaminya merajut cinta di atas ranjang dengan wanita lain, Flora masih belum bisa terima.

"Enggak, Flora! Kamu yang sudah memaksa Mas Dewa dan Lintang untuk menikah. Jadi, seharusnya kamu juga bisa menerima jika mereka sedang berbahagia menunaikan ibadah mereka malam ini." Lagi-lagi Flora menyadarkan dirinya untuk tidak menaruh rasa cemburu kepada orang yang ia sayangi.

"Sebaiknya aku ke dapur dulu untuk bikin susu hangat supaya aku bisa tidur dengan nyenyak."

Flora keluar dari kamarnya, berjalan ke arah dapur membuat susu hangat dan segera menghabiskannya saat itu juga.

Saat Flora sedang mencuci gelas bekas susu tersebut, Mama Ratna tiba-tiba muncul.

"Kamu lagi ngapain, Flo? Sudah malam, kamu belum tidur?!" tanyanya membuat Flora terkejut.

"Eh Mama. Ini aku abis minum susu, Ma. Abis ini aku langsung tidur kok."

Mama Ratna menyeringai, merasa senang saat melihat menantu lamanya itu masih terjaga malam-malam.

"Kamu pasti gak bisa tidur karena gak bisa tenang memikirkan Dewa dan Lintang, ya?!"

Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Mama Ratna, Flora hanya diam.

"Sudah lah.. daripada kamu menyakiti perasaan kamu sendiri karena memikirkan apa yang sedang terjadi di kamar Lintang, lebih baik kamu tidur aja! Kamu gak perlu membayangkan keindahan malam pertama mereka berdua, karena kamu pasti tahu kan bagaimana bahagianya mereka sekarang? Kan kamu juga pernah merasakannya bersama Dewa." Bukannya menenangkan pikiran dan perasaan Flora, Mama Ratna justru malah semakin mengompori Flora.

"Iya, Ma, aku ngerti kok. Dan aku juga sudah ikhlas membagi Mas Dewa kepada Lintang. Semoga saja malam pertama mereka menyenangkan dan Mama bisa cepat-cepat dapat cucu dari Lintang!" Tidak ingin terprovokasi, Flora justru merespon ucapan Mama Ratna sembari tersenyum ceria.

"Kalau gitu, aku ke kamar dulu ya, Ma. Udah ngantuk, permisi." Flora buru-buru meninggalkan mertuanya, karena ia tidak mau mendengarkan apapun lagi dari mulut pedas Mama Ratna.

***

Sementara di dalam kamar Lintang, Lintang dan Dewa tengah berada di satu ranjang yang sama.

Karena mereka sudah menikah, maka mau tidak mau, Dewa bermalam di rumah orang tua Lintang, malam ini.

"Mas Dewa koi dari tadi diam aja ya? Apa dia juga malu-malu sama seperti aku?" gumam Lintang yang sedari tadi menunggu Dewa yang memulai.

Karena sudah terlalu lama menunggu pergerakan dari Dewa. Lintang yang sudah merasa penasaran akhirnya menoleh ke arah suaminya.

"Mas Dewa.." Wanita itu memanggil Dewa yang tengah memunggunginya.

Tidak ada sahutan apapun dari sang suami. Dengan rasa kesal, Lintang pun akhirnya memastikan keadaan suaminya.

Betapa kesal dan kecewanya saat Lintang mengetahui bahwa suaminya itu sedari tadi bukan sedang menahan malu untuk memulai permainan.

Namun, sudah tertidur pulas membelakanginya karena dia memang tidak ingin melakukan apapun kepada Lintang malam ini.

"Sialan Mas Dewa! Di malam pertama kami, bukan nya kita bersenang-senang sampai pagi, Mas Dewa justru meninggalkan aku tidur kayak gini!" Lintang yang merasa kesal memutuskan untuk meninggalkan kamarnya.

Ia turun ke dapur untuk mengambil air dingin agar bisa sedikit menenangkan perasaanya yang sedang berapi-api.

"Sabar Lintang.. sabar.. Mungkin sekarang Mas Dewa kelelahan, siapa tau nanti besok, pagi-pagi dia baru mengajak aku untuk melakukan hal itu." Lintang mencoba untuk menenangkan dan meyakinkan dirinya sendiri.

"Ya.. aku yakin, Mas Dewa pasti tidak akan tahan jika melihat aku berpakaian seksi. Jadi, sebaiknya sekarang aku balik lagi ke kamar, mengganti pakaian aku dengan gaun tidur yang seksi kemudian tidur di sebelahnya!" Lintang tersenyum membayangkan ide nakalnya.

Lintang pun segera melakukan apa yang sudah ia rencanakan sekarang.

"Sebaiknya aku gak perlu selimutan, biar nanti kalo Mas Dewa kebangun, dia langsung memberikan nafkah batin nya kepadaku. Aku jadi gak sabar!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status