Share

21. Adik Zavier

Bukannya marah Alan malah semakin menggoda Zavier. Ah, pria itu sama seperti dulu, jika cinta tidak pernah bisa jujur.

“Baiklah, baiklah. Aku hanya bercanda. Sekarang katakan lagi, apa yang kalian lakukan malam-malam begini di penginapan? Apa ….” Lagi-lagi Alan membawa pikiran Zavier ikut negatif, membuat Zavier sudah bersiap meninju perut Alan.

“Apa kalian tidak punya rumah?” Alan seakan tau arti tatapan tajam Zavier. Pria itu sedikitnya tidak bisa disinggung, untuk itu ia harus hati-hati dalam berkata.

“Aku tidak semiskin itu untuk tidak mempunyai rumah,” jawabnya setengah membanggakan diri.

“Sombongg …” seru Alan dengan nada jengah. Zavier kalau sudah besar kepala pasti membuat Alan mual. Tapi tidak juga, sebenarnya Zavier tidak suka membanggakan dirinya, atau berbangga diri atas apa yang dia capai. Zavier itu … sedikit berbeda dari yang lain. Sedikit.

Zavier tersenyum bangga. “tentu saja, sebuah pencapaian patut disombongkan!”

Alan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Baikla
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status