SEMALAM DENGAN PREMAN

SEMALAM DENGAN PREMAN

By:  Melisristi  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
15 ratings
39Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Carissa terkejut mendapati seorang pria asing berada di samping tidurnya. Mengenali pria asing tersebut membuat Carissa ketakutan, karena ternyata pria asing tersebut adalah preman meresahkan yang sudah jadi incaran para polisi. Carissa yang tidak ingin mendapatkan masalah segera kabur dari kamar tersebut, namun tiba-tiba sebuah malapetaka datang padanya. Sang Ayah, pria itu marah besar saat melihat Carissa tertidur semalam dengan preman tersebut. Tidak ingin menanggung malu atas putrinya, Fathur—Ayah Carissa menyatakan bahwa putrinya telah meninggal. Ya, sebuah kehancuran teruntuk Carissa ... ia dianggap mati oleh Ayahnya sendiri. Lalu, bagaimana perjalanan Carissa setelah ini? Setelah mengetahui bahwa kejadian itu nyatanya telah direncanakan oleh adik dan tunangannya sendiri?

View More
SEMALAM DENGAN PREMAN Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nona Enci
ceritanya menarik, aku suka. lanjut Thor, up yg buanyak hihi
2024-02-20 22:11:41
1
user avatar
YOSSYTA S
ya ampun thor... kasian bgt si Carissa. ok lnjut thor ceritamu seru dan bikin penasaran aj nih bacanya
2024-02-20 21:06:47
1
user avatar
Mommy Lmay
Bapaknya kok jahat banget ya ......... Ceritanya menarik. Semangat up ya...
2024-02-20 20:18:30
1
user avatar
Putri Cahaya
Tega banget ayahnya Carissa. Arkan benar-benar astaghfirullah.... Ceritanya seru banget. Semangat up kakak author
2024-02-20 20:00:34
1
user avatar
Cindi82
Kasian Carissa. pacar sama ade ternyata samanya. semangat Carissa
2024-02-20 19:26:36
1
user avatar
Dara Kirana
Kasihan bgt Crissa, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
2024-02-20 19:06:29
1
default avatar
Its Me
Baru baca blurbnya aja udah menarik sangat. Pantau terus ah...️
2024-02-20 18:48:29
1
user avatar
Nadira Dewy
OMG! it's a nice story .........
2024-02-20 18:42:59
1
user avatar
Merisa storia
sukaaa, ditunggu updetanya ka..
2024-02-09 19:36:12
1
user avatar
Fhifhie_Zaa
bagus ceritanya
2024-02-04 00:30:49
1
user avatar
Fanny Fiolinda
semangat untuk melanjutkan cerita nya sampai tamat kakk......
2024-02-03 18:03:13
1
user avatar
Iftiati Maisyaroh
Ayo Semangaaat Kak............
2024-02-02 21:30:16
1
user avatar
Allyaalmahira
Dianggap mati oleh ayahnya sendiri.. sakit banget pasti itu.. yaampun thor, lanjut deh ceritanya baguuus
2024-02-02 21:21:08
1
user avatar
Azrina
tulisanmu baguuus kak, huhu ... Kenapa baru tahu ada cerita sebagus ini ......
2024-02-02 20:48:39
1
user avatar
Melisristi
Bismillah. yuk dukung ceritaku dengan rate dan komentar. Terima kasih...
2024-02-02 19:32:31
0
39 Chapters
1. Sebuah Malapetaka
“Eughh … hangat ….”Seorang perempuan mengerjapkan matanya pelan, tangannya melingkar indah pada hal yang membuatnya nyaman. Mata yang masih memejam tak mampu menyadari kalau di sebelahnya ada seorang pria. Menyentuh dadanya yang berdetak tenang. Sampai tepat tangan itu menyentuh bagian lain … Tunggu. Kenapa ia merasakan benda kecil? Satu detikDua detikTiga detik“Aaaaa!” Perempuan itu terpekik kaget. Dengan spontan ia bangun dari baringannya. Terduduk dengan selimut yang ia tarik untuk menutup tubuhnya. Seorang pria yang tadi berada di sampingnya mengerjap. Pria itu mendesis kecil. “Ssshh, pusing …,” ucapnya dengan nada berat. “Bangun! Siapa kamu hah?!” Perempuan itu berteriak marah. “kenapa kamu ada di kamarku!” teriaknya kembali. Jantung perempuan itu berdetak dua kali lebih cepat saat mengetahui siapa lelaki yang tertidur dengannya— di sampingnya. Menyadari satu hal lantas ia mer*ba bagian tubuhnya. Helaan nafas terdengar pelan kala menyadari kalau ia masih memakai baju
Read more
2. Jebakan
Carissa mengerjapkan matanya, rasa pusing semakin ia rasakan saat kesadaran itu terpenuhi. “Ayah?!” Terperanjat dari tidurnya, perempuan bertubuh gemuk itu langsung terduduk dengan nafas naik-turun. “Sudah sadar?” Suara bariton itu terdengar ke dalam telinga Carissa. Dengan spontan ia menoleh. “Berhenti! Tolong berhenti di sana!” Carissa berteriak. Tiba-tiba matanya mengeluarkan cairan bening. “Aku ingin pulang!” Carissa dengan sigap menyibak selimutnya. Hendak berlari namun pria tersebut tiba-tiba menahan pergelangan tangannya. “Kau mau pulang ke mana? Ayahmu saja bahkan sudah mengumumkan bahwa kau sudah mati!”Deg. Carissa terduduk kembali dengan pandangan kosong. Sekilas ingatan akan teriakan dan tam*paran dari Ayahnya membuat tubuhnya merasakan lemas. Perempuan itu kembali menangis dengan deras. “Minumlah, tenangkan dirimu lebih dahulu.”“Tidak!” Carissa menjawab dengan setengah berteriak. Perempuan itu menatap tajam pria tersebut. “Kau salah mengenal Ayahku, dia mengataka
Read more
3. Bukan Anak Kandung
Carissa membenarkan kacamata besarnya yang bertengger di hidung. Perempuan bertubuh gemuk itu berjalan menuju halaman rumahnya. Rumah bercat hijau itu sudah menjadi rumah yang paling ia rindukan, bersama Ayah, Ibu, Carissa ingin kembali berkumpul. Tak terasa, tiba-tiba kelopak matanya mengumpulkan cairan bening. Cairan yang siap jatuh kapan saja, mengingat atas perlakuan Ayahnya membuat luka itu kembali terbuka. Carissa merasakan sakit, namun ia juga tidak bisa jika harus marah pada Ayahnya. Mau bagaimana pun Ayahnya adalah lelaki terbaik yang ia punya. Sosok laki-laki yang memberinya sejuta kasih sayang dan cinta. Tanpa Ayah, Ibu … mungkin Carissa tidak akan bisa menjadi Carissa yang sekarang juga. Carissa bersiap mengetuk pintu, namun sebelum itu dilakukan Carissa sudah menangis tatkala di depan pintu tersebut sudah ada koper. Koper miliknya. Tidak bisa membendung tangis itu, Carissa membuka koper tersebut dengan tangan bergetar. Dan benar saja, semua barang-barangnya ada di si
Read more
4. Incaran Polisi
Orang-orang sering mengatainya dengan nama itik buruk rupa. Si gendut bermata empat. Hinaan bahkan seringkali didengar setiap hari, entah karena badannya, sikapnya atau kebiasaannya.Carissa sadar atas semuanya. Ia memang perempuan yang tak menarik di mata laki-laki. Atau bahkan di mata orang lain. Walau dirinya berpendidikan tapi ia punya kekurangan. Kekurangan itulah yang menutup mata orang-orang dalam melihat hati Carissa yang sebenarnya. Diusianya yang sudah menginjak 25 tahun ia belum menikah. Fathur-Ayahnya sering kali membantu Carissa dalam mencari pasangan hidup. Sudah banyak perjodohan yang dilakukan Carissa dengan calon pria, namun tak ada satupun yang mau dengan dirinya. Awalnya setiap pria menerimanya, tapi di belakang mereka diam-diam menghina fisiknya, berakhir pergi tak ada kabar. Perjodohan itu seringkali Fathur lakukan, tapi juga seringkali sang calon menolak secara baik-baik.Terakhir kali, Fathur membawa pria bernama Arkan. Pria itu baik, senyumnya manis, berpendi
Read more
5. Tuan Zavier
"Aaaaa!" Zavier ikutan berteriak, dengan segera ia merangkak keluar. Diikuti Carissa, perempuan itu langsung merangkak ke luar juga. Tangannya sibuk menggosok-gosokkan jari-jemarinya ke jaket. Takut gatal. Tak disangka, yang tadi ia pegang adalah ulat tak berbulu. Ulat yang biasanya menempel pada sebuah tempat, seperti pohon atau sisi-sisi tembok. Dan sekarang, Carissa merasakannya kenyalnya benda menjijikan itu. Sialnya pula ia malah melempar ulat tersebut ke Zavier, membuat pria itu langsung ketakutan dan berteriak. "Lain kali jangan asal lempar barang ke orang lain." Zavier bersuara, dia membuka tudung hoodienya hingga menampakkan wajah. Pria itu mengusap-usap tengkuknya, takut ada ulat di sana. Carissa menoleh, preman itu takut kepada ulat? Yang benar saja? "Aku kira laki-laki berotot sepertimu tidak takut, eh, taunya badan aja yang besar, nyalinya malah menciut." Jawaban Carissa berhasil membuat Zavier menatapnya tajam. "Eh, maksudku setiap manusia ketakutan. Aku juga besar
Read more
6. Kukira Preman. Ternyata...
"Jangan panggil aku Tuan, Bi! Udah berapa kali Zavier suruh buat enggak manggil Zavier dengan Tuan?""Eh iya-iya, maaf. Habisnya aden perginya lama, kan Bibi jadi rindu."Zavier membuka tudung hoodienya lebih dahulu. Pria itu tampak santai sekali, sedang wanita yang tampak berumur 40 tahunan itu kembali berucap, "Aden cepat masuk! Di luar angin, tak baik untuk kesehatan aden."Zavier menggeleng kecil. "Udah biasa, Bi. Gak usah khawatir kayak gitu lah," ucapnya kemudian melenggang pergi. Namun, langkahnya terhenti saat teringat sesuatu, sampai ia kembali berbalik dan berbisik pada wanita tersebut. "Oh iya , di belakang ada perempuan, Zavier harap Bi Hawa gak buat dia jantungan," ucapnya setelah itu masuk ke dalam. Wanita bernama Hawa itu menoleh pada seseorang perempuan. Di mana ... Carissa yang kini sedang mematung. Mematung bagaikan patung. "Ka--kalian, kalian si--siaapa?" tanya Carissa dengan gelagapan.Hawa mengerutkan alisnya, wanita itu berjalan mendekat ke arah Carissa. "Bu
Read more
7. Menutup Rahasia
Malu sudah muka Carissa saat ini. Astaga ... jantungnya lagi-lagi berdegup sangat kencang. "Kau duluan saja," ucapnya membuat Carissa melirik, sekilas. Ia menghembuskan napas terlebih dahulu, mendadak tenggorokannya kering saja. "Maaf." Akhirnya hanya itu yang keluar dari bibir Carissa. Carissa memalingkan muka. Mengingat akan sikapnya yang sedikit keterlaluan membuat ia benar-benar malu. Apalagi sekarang di hadapkan dengan sosok yang asli, jauh dari kepura-puraan membuat ia semakin canggung saja. Selain merasa bersalah, ia juga merasa insecure pada pria di depannya ini. Zavier pria yang sangat tampan, tubuhnya ideal untuk kalangan laki-laki yang memiliki porsi amat menawan. Alisnya tebal, matanya lentik, hidung mancung, bibir tipis, ah, jangan lupakan pada lengannya yang kekar, sungguh! Terlihat seksi secara bersamaan. Sekarang Carissa benar-benar menyesal telah berhadapan dengan pria itu. Harusnya ia pergi saja saat itu daripada tahu yang sebenarnya, yang mana ia sadar kalau i
Read more
8. Menginap
"Lagipula identitas apa yang kau maksud? Aku bahkan tidak tau siapa kamu." Carissa menormalkan emosinya yang tadi naik beberapa detik. "Jadi, apa yang bisa aku bocorkan?" tanyanya lagi. "Apa Bibi tidak memberitahumu?" Carissa menggeleng. "Bibi hanya mengatakan kalau kau bukan preman, itu saja. Aku salah paham terhadap itu."Zavier terdiam. Sesekali ia menghembuskan napas pelan. "Baiklah, ternyata aku juga telah salah paham," ucapnya. Kemudian dia melanjutkan, "untuk sepatu serta kopermu yang tertinggal ... nanti aku akan mencarinya lebih dahulu. Tapi jika kau ingin yang baru, nanti akan aku ganti.""Banyak kenangan di dalamnya, dan aku tidak ingin kehilangan kenangan tersebut." Walau perkataan Zavier meyakinkan tapi ... koper itu benar-benar sangat berharga untuknya. Di dalam koper tersebut terselip kertas yang kemarin Bianca berikan. Di mana nama panti yang sekaligus tempat dirinya berasal. Ya, kertas tersebut akan menunjukkan nama panti serta alamat panti tersebut. Dengan kata l
Read more
9. Menyesal
"Mas, apa yang Mas lakukan pada Carissa? Kau menganggapnya sudah mati?" ujar Ilma setengah marah. "apa Mas tidak tau apa yang telah kamu perbuat dengan mengusir Carissa?""Itu sudah menjadi keputusanku, Ilma," jawab Fathur tanpa melihat raut geram Ilma. Ia tahu bahwa Ilma kecewa padanya tapi apa yang bisa ia lakukan selain memasrahkan segalanya? Ia juga tak punya pilihan lain. Sebuah kejadian yang tiba-tiba itu membuat Fathur menyesal. Bukan, bukan menyesal atas perkataan yang telah ia lontarkan melainkan menyesal kenapa harus sekarang kejadian ini terjadi? Kenapa saat ia ingin benar-benar melepaskan Carissa dengan cara menikahkannya justru terjadi hal yang tidak ia inginkan? "Tapi kenapa Mas? Apa Mas mau ingkar janji? Begitu?" Nada Ilma sedikit naik membuat Fathur terdiam sesaat. "Dia bukan anakku," ucap Fathur dengan nada lirih. "Justru karena dia bukan anak kita kenapa Mas melakukan ini tanpa pikir panjang ha? Gimana kalau---""Mas tidak punya pilihan Ilma. Mas bingung dihadapka
Read more
10.Pakaian Daster
"Lelaki mana yang mau dengan perempuan gendut coba? Setiap laki-laki pasti akan malu punya istri seperti itu. Gak kebayang pas malam pertama, belum dicoba udah roboh tuh ranjang.""Minimal cantik lah, jadi gendutnya ketutup sama kecantikan. Lah ini? Udah gendut, udik lagi!"Carissa menatap dirinya di depan pantulan cermin. Putaran dari setiap hinaan itu bagaikan kaset rusak yang memenuhi otaknya, terus berputar tanpa henti. Sakit dan sesak sudah menjadi makanan setiap hari. Jika dikata kuat? Tidak. Ia sudah lelah dengan semuanya. Hanya saja selama ini ia kuat karena kedua orangtuanya. Karena mereka ... ia kuat seiring kaki itu melangkah. Namun, kenyataan itu lagi-lagi harus terhempas jauh-jauh. Dirinya ... jatuh kembali. Sosok penguat dalam hidupnya tak lagi bersamanya. Sang Ayah dan Ibu ... mereka bukanlah penguat dirinya. Mereka ... bukan orang tua kandung atas dirinya. "Apa aku sejelek itu?" tanyanya pada dirinya sendiri. Carissa semakin menatap lekat dirinya. Padahal pagi ini
Read more
DMCA.com Protection Status