Share

37

Setelah Jenala berhasil keluar dari rumah itu, dia bergegas menelpon salah satu pelayan di rumahnya. Jenala memang cukup kenal baik dengan satu orang, mungkin karena mereka seumuran.

"Saya minta tolong kali ini, bisa, 'kan?"

Jenala memohon penuh iba, mau tak mau perempuan itu mengiyakan. Tak mungkin juga dia menolak permintaan dari istri tuan mudanya.

[Baik Bu. Sekarang Ibu Jena langsung ke kantor saja, saya akan membereskan semuanya]

"Terima kasih sekali lagi, Rena. Saya akan selalu mengingat jasamu." Jenala membisu sepanjang perjalanan menuju kantor, dia berusaha mengembalikan kewarasannya. Fakta yang dia temukan benar-benar membuatnya tak mampu berkata-kata.

Kehidupan tenangnya dulu berubah drastis, dan Jenala merasa hidupnya benar-benar penuh tantangan sekarang. Disaat seperti ini dia sangat membutuhkan keluarganya, andai mereka masih ada. Pasti Jenala tak hilang arah seperti ini.

"Ma, Pa, Juwita. Aku merindukan kalian."

Malam harinya, Abimana pulang dalam keadaan rumah sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status