Share

98. Menuai Badai

Kartika menjalankan mobil lambat-lambat memasuki halaman rumah. Matanya yang bercahaya meredup dan menguncup. Senyum kepuasan yang menggantung sepanjang perjalanan langsung jatuh terpecah. Cerita mesra yang bersemayam indah di kepala terbang berhamburan. Datuk Meninggi dengan dua pengawal setianya berdiri menunggu kedatangannya.

Kartika turun dari mobil dengan bertanya-tanya, wajahnya diselimuti rasa penasaran menggunung, kemudian menuangkan rasa ingin tahunya dalam sebentuk kalimat, "Ada apa ini?"

"Dari mana kamu?" tanya Datuk Meninggi dengan sinar mata tajam dan dingin.

"Latihan senam," sahut Kartika santai. "Di desa tetangga."

"Habis senam?"

"Shopping."

"Habis shopping?"

"Aku tidak perlu menjelaskan acara hari ini secara detail. Aku cape."

Datuk Meninggi memandang jijik. "Dasar perempuan murahan!"

Lelaki itu mengangkat tangan hendak menampar wajah Kartika, seorang pengawal segera memegang tangannya dan mencob

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status