Share

20. Syok Berat

Aku putuskan untuk segera mandi agar Pak Hanan tidak terlalu lama menunggu di bawah. Tentu sebagai pembantu baru, aku tak mau mengecewakan beliau. Perlu kuingat bahwa sekarang aku tak punya tempat tinggal untuk bernaung, selain rumah Pak Hanan ini.

Saat masuk ke kamar mandinya yang cukup mewah untuk ukuran orang susah sepertiku, aku dibuat takjub kala menemukan pemanas air. Kalau tidak salah namanya water heater. Jadi, di kamar mandi plus toilet ini terdapat shower air panas dan air dingin.

Masyaallah, gumamku dalam hati. Ternyata tak seperti yang kuduga sebelumnya. Hidupku tak melulu sengsara, meski kini harus ikut dengan Pak Hanan yang agak tempramental tersebut.

Di bilik mandi yang disekat dengan kaca tebal itu aku mandi dengan kucuran air hangat. Kepalaku yang lengket karena belum keramas tiga hari pun langsung terasa segar luar biasa. Aku baru sadar akan kebenaran protes dari Pak Hanan.

Wajar kalau majikanku itu bilang ada b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status